"Kita fokus untuk melakukan pembenahan infrastruktur jalan untuk menuju ke lokasi wisata, agar wisata tak mengalami kesulitan,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Meski Kutai Timur memilik potensi sumber daya alam yang melimpah seperti sektor pertambangan dan migas, namun ke depannya tak bisa diandalkan lagi. Sebab, sektor tersebut bakal habis dan tak bisa diperbaharui kembali.
Bupati Kutim Ismunandar menegaskan, di bawa kepemimpinannya bersama Kasmidi Bulang, pihaknya akan fokus terhadap program di sektor pertanian dan pariwisata. Kedua sektor ini dinilai bakal memberikan dampak yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kutim ke depan.
Pernyataan itu disampaikan Ismunandar ketika menghadiri malam Anugerah Pariwisata Kutim tahun 2017, Selasa (10/10) malam di Gedung Serba Guna (GSG) Bukit Pelangi. Acara itu juga dihadiri Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Sekretaris Kabupaten Irawansyah, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Syafruddin Pernyata, sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) serta tamu undangan.
Dikatakan, di bawah duet kepemipinan Ismunandar dan Kasmidi Bulang ke depan, akan terus mendorong dan memperhatikan sektor pariwisata dan pertanian. Melalui pengembangan sektor pariwisata, akan menumbuhkan produk industri rumah tangga (home industry) lokal yang memiliki coro khas tersendiri.
Salah contohnya kata orang nomor satu di Kutim ini, habitat buaya badas hitam yang langka di Kecamatan Long Mesangat yang hidupnya bukan ditangkarkan melainkan hidup bebas di habitat aslinya, Goa karst, pantai kenyamukan, Air Terjun Batu lapis, Air terjun Tangga Bidadari di desa Selangkau Kaliorang, Tanjung Prancis di desa Sangkima Sangatta Selatan dan masih banyak tempat wisata lainnya.
"Kita akan fokus untuk melakukan pembenahan infrastruktur jalan untuk menuju ke lokasi wisata. Sehingga wisatawan yang akan melakukan kunjungan wisata tidak mengalami kesulitan,” kata Ismunandar.
Kadis Pariwisata Provinsi Kaltim Syafruddin Pernyata sangat mendukung , jika Kutim memiliki destinasi wisata yang memadai dan menarik. Bahkan sejumlah obyek wisata bisa diandalkan. Antara lain, Pantai Tanjung Prancis, Pulau Miang, Birah-birahan di Sangkulirang. Tidak salah jika Kutim bisa menyalip kabupaten kota lainnya untuk menjadi kabupaten pariwisata.
"Kami tengah berjuang menjadikan Sangkulirang sebagai geopark. Begitu juga buaya badas hitam yang ke depan diharapkan dibuatkan jalur aman agar wisatawan dapat melihat hewan langka tersebut," tutur Syafruddin.
Acara Malam Anugerah Pariwisata Kutim 2017 dimeriahkan dengan penampilan peragaan busana batik Kutim Wakaroros, tarian-tarian serta penganugerah pariwisata dalam beberapa kategori diantaranya Kebhinekaan Adat Budaya kepada Ketua Adat Besar Kutim Abdal Nanang. Ketegori Menjaga Kelestarian Musik Tradisional kepada Irang Awal, lalu perusahaan peduli pariwisata kepada PT KPC dan Kategori Komunitas penggiat pariwisata kepada Kawan PETA.
Ketua panitia pelaksana yang juga Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Rustam Effendi Lubis mengatakan, acara ini merupakan bentuk perhatian pemerintah Kutim bagi perorangan maupun kelompok yang terus mengembangkan, memperkenalkan dan menjaga tempat wisata.
Malam itu, juga dilakukan penganugerahan bunda pariwisata kepada Hj Encek UR Firgasih yang juga menjabat Wakil Ketua II DPRD Kutim. Kemudian Bupati Ismunandar menyerahkan sertifikat paten dari Disperindag Kutim untuk enam pengusaha UKM. Pertama Roslina untuk produk amplang batu bara, kedua Masriah dengan batik Rantau Pulung, ketiga Salmawati produk amplang rumput laut, keempat Juwita untuk batik ulin, kelima Masniar batik tapak tangan dan terakhir Risdo untuk batik panpan.
Bunda pariwisata Encek UR Firgasih berharap destinasi wisata Kutim bisa semakin dikenal di tingkat nasional hingga internasional. Namun diperlukan perjuangan dan kerja keras bersama pemerintah dan masyarakat.
"Dibutuhkan partisipasi warga untuk memelihara dan menjaga dari gangguan tangan jahil agar tidak rusak. Pemerintah bersama DPRD mengusahakan pendanaannya," kata Encek Firgasih.