"Kami ingin melakukan komunikasi dan koordinasi dengan FKUB setempat dan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama dan yang lainnya," kata Asmuni.
Merdeka.com, Kutai Timur - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Asmuni Ali mengingatkan kepada pengurus FKUB dan pemerintah Kutai Timur, untuk berhati-hati terhadap ajaran yang dinilai menyesatkan umat beragama. Sebab, sesuai informasi yang diperoleh dari Polda Kaltim, aliran-aliran yang diindikasi sesat itu mengarah kepada radikalisme.
"Kami ke Kutai Timur ini ingin melakukan komunikasi dan koordinasi dengan FKUB setempat dan sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat maupun yang lainnya. Jangan sampai ajaran-ajaran yang ingin memecah belah umat itu masuk ke Kutai Timur," katanya.
Guna mencegah masuknya ajaran yang menyesatkan umat, diperlukan diskusi yang intens bagi FKUB dan berbagai elemen masyarakat. Sehingga semua tindakan yang mengarah kepada radikalisme bisa dicegah sejak dini dan jangan sampai menyebar di tengah masyarakat. Jangan sampai ketertiban dan keamanan di Kalimantan Timur terganggu dengan hadirnya aliran yang menyesatkan umat dan cenderung radikal tersebut.
Dari berbagai informasi dan prediksi ahli-ahli kerukunan, tantangan ke depan FKUB ini cukup berat di internal keagamaan. Sebab, hampir semua agama mempunyai aliran sempalan atau aliran yang menyimpang dan tidak mustahil akan menjurus kepada yang bersifat radikal dan akhirnya bisa mengganggu ketertiban umum.
"Jadi aliran sempalan ini, yang menurut fokus diskusi seperti di Samarinda, Bontang dan beberapa tempat lain sudah ada dan diindikasikan kelompok-kelompok yang mengarah kepada radikalisme. Kapolda Kaltim mengharapkan kepada semua FKUB harus waspada dan saling berkoordinasi," kata Asmuni Ali.
Sebab, masalah radikalisme tidak bisa hanya diatasi oleh satu instansi saja namun semua elemen masyarakat termasuk FKUB ikut berpartisipasi. Paling tidak bisa mengetahui indikasi kelompok itu siapa pimpinannya sekaligus mencari jalan keluar yang baik dan jangan sampai umat terbawa-bawa.
Menurut Asmuni, di era globalisasi sekarang ini tidak mustahil hal itu bisa terjadi. Apalagi sekarang di Timur Tengah terjadi gejolak sesama umat Islam. Hal ini sudah bisa memberikan inspirasi bagi kelompok-kelompok tertentu untuk berbuat yang sama, malah sekarang sasarannya adalah Indonesia.
Menanggapi hal itu, bupati Kutai Timur, Ismunadar meminta semua elemen masyarakat harus waspada. Jangan sampai aliran sempalan masuk di daerah ini dan berkembang, sehingga perlu diawasi dan diantisipasi sejak dini.
Ismunandar menambahkan, untuk itu perlu dilaksanakan komunikasi atau koordinasi oleh FKUB Kaltim dengan Pengurus FKUB yang ada di kabupaten/Kota untuk saling bertukar informasi sehingga aliran sempalan tidak berkembang.
Yang dikawatirkan menurut Ismu adalah aliran sempalan yang mempunyai afiliasi di luar negeri. Dia mengakui di Kutai Timur sendiri belum ada, namun informasinya ada, untuk itu sejauh ini masih terus dilakukan pembinaan-pembinaan agar masyarakat Kutai Timur jangan ada yang salah jalan.