1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

Menyesuaikan cuaca di Madinah, jamaah Kutim ada yang sempat tersesat

"Calhaj hendaknya mengikuti arahan-arahan dari tim petugas yang selalu mendampingi jamaah haji," kata mu’in.

Ribuan jamaah berjubel di masjid Nabawi dan ingin menengok makam Rasulullah SAW, termasuk jamaah asal Kutim. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Senin, 14 Agustus 2017 06:02

Merdeka.com, Kutai Timur - Begitu tiba di kota Madinah, seluruh jamaah calon haji (Calhaj) Kutim diminta segera menyesuaikan dengan cuaca yang terbilang cukup panas, mencapai sekitar 45 derajat celcius. Kendati demikian, patut disyukuri lantaran kondisi jamaah asal Kutim tetap sehat dan bisa melaksanakan ibadah di masjid Nabawi dengan baik.

Selama beberapa hari di kota Madinah, jamaah asal Kutim sesekali berkeliling di sekitar masjid. Hal ini dimaksudkan, untuk mengenali sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW yang sudah membangun masjid dan kota tersebut.

Kemudian jamaah juga menunaikan ibadah salat Arbain di masjid Nabawi, meski kondisinya cukup padat. Sebab, sebagian besar jamaah calon haji di seluruh dunia, sudah memasuki kota Madinah. Tak pelak lagi, lokasi yang menjadi tujuannya adalah Raudah, di mana dalam masjid itu terdapat makam Rasulullah SAW.

Terlebih persoalan cuaca, mau tidak mau jamaah Calhaj Kutim mesti bisa beradaptasi. Karena sangat jauh berbeda dengan cuaca di Indonesia. Di Madinah, khususnya cuaca saat ini mencapai 45 derajat celcius. Syukur, para jamaah calhaj bisa cepat beradaptasi dengan cuaca, sehingga dapat bergabung dengan jamaah lain pada malam hari untuk melaksanakan aktifitas bersama umat Islam dari berbagai negara lainnya di Masjid Nabawi. Jamaah Calhaj asal Kutim sendiri, nampak sudah mulai melakukan komunikasi dengan jamaah sesame Indonesia maupun dari negara lainnya. Hal ini menjadi pemandangan dan pengalaman tersendiri saat berada di tanah suci.

Abdul Latif, jamaah asal Kecamatan Sangatta Utara menjelaskan, tidak ada rasa perbedaan dan rasa canggung sama sekali. Seperti saat bertemu rombongan jamaah dari Afrika. Komunikasi terjadi dengan saling bertukar informasi tentang asal daerah masing-masing. Keakraban spontan terjadi dengan jamaah lain yang ditemui.

Ketua Kloter 4 Gelombang 1 Embarkasi Haji Balikpapan Tasnim Mu’in menerangkan, sejak tiba di Madinah, rombongan jamaah dari berbagai penjuru dunia sudah ramai. Baik di area luar maupun di dalam Masjid Nabawi. Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ketika berada di area Masjid Nabawi dan untuk tidak mengulangi kejadian tersesatnya jamaah asal Kabupaten Kutim beberapa waktu lalu, jamaah haji di imbau mengikuti saran-saran dari para petugas.

"calhaj hendaknya mengikuti arahan-arahan dari tim petugas yang selalu mendampingi jamaah haji," pinta Mu’in.

Dia juga menambahkan agar para jamaah tidak berlebihan dalam menguras tenaganya selama di Madinah. Jika ingin ke area Raudhah atau ke Makam Rasulullah SAW, membawa syal sebagai tanda pengenal dan selalu berdampingan dengan jamaah calhaj kelompoknya masing-masing.

“Menjaga kesehatan sangatlah penting guna menghadapi puncak haji nanti pada 9 Dzulhijjah di Arafah," katanya.

Sebelumnya Ketua Kloter 4 Tasnim Mu’in pada Jumat (4/8) mendapatkan kabar bahwa salah satu jamaahnya belum kembali ke pemondokannya di Hotel Al-Salihiya Golden. Jamaah yang tersesat berkeinginan untuk masuk ke area Raudhah hanya seorang diri. Tapi berkat kesigapan tim pendamping dan jamaah lain di kelompoknya, Jamaah yang tersesat sudah dapat ditemukan dan bisa kembali beristirahat di kamarnya.

"Jika bingung, (silahkan) ke pintu 15, disana bisa dijemput langsung oleh petugas maupun pihak keluarga yang juga didampingi dengan tim pendampingnya,” saran Tasnim Mu’in.


(AJ/AJ)
  1. RELIGIUS
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA