1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

23 model ikut promosikan batik wakaroros, pada malam anugerah pariwisata

“Jika ada tamu yang datang ke Kutim, batik wakaroros ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk oleh-oleh,” kata Encek.

Sejumlah pengurus dan anggota Tim Penggerak PKK Kutim ketika melihat langsung produksi batik wakaroros di kecamatan Rantau Pulung. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Jum'at, 13 Oktober 2017 09:04

Merdeka.com, Kutai Timur - Kutai Timur yang memiliki potensi sumber daya alam cukup melimpah, perlu dikembangkan secara baik di masa mendatang. Salah satunya batik wakaroros yang memiliki ciri khas tersendiri harus terus disosialisasikan kepada masyarakat.

Ketika digelar malam anugerah pariwisata pada Selasa (10/10) lalu, digelar pertunjukan dan launching batik wakaroros. Yang menarik adalah, ketika 23 model yang mengenakan pakaian berbahan batik wakaroros di atas panggung.

Tampilnya 23 model wanita dan laki-laki yang sekaligus untuk mempromosikan batik wakaroros ini, diharapkan menjadi salah satu cikal bakal utama guna ‘memasarkan’ produk lokal ini ke nusantara atau mancanegara.

Bahkan setiap tamu yang datang ke Kutim, batik wakaroros ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk oleh-oleh. Jika sudah ada aoulet, tamu yang hadir di Kutim bisa diajak agar tertarik dan membelinya sendiri.

Penampilannya yang memiliki ciri khas tersendiri, menarik perhatian pengunjung. Termasuk Bupati Kuti Ismunandar dan istri Hj Encek UR Firgasih, Wabup Kasmidi Bulang dan istri Hj Tira Satriani serta undangan lainnya.

Yang menarik juga, bunda Encek mengenakan gaun dengan bahan batik wakaroros dengan anggun dan terlihat cantik malam itu. Ketika dinobatkan sebagai bunda pariwisata, sangat pas dengan penampilan yang menawan.

Wakil Ketua DPRD Kutim ini sangat mendukung dengan dilakukan launching batik wakaroros tersebut. “Saya sangat mengapresiasi dengan dilakukan kegiatan ini. Hal itu menandakan bahwa gerakan mengangkat jati diri atau identitas lokal cukup baik. Saya berharap, batik wakaroros ini terus dipasarkan ke tingkat nasional atau internasional,” kata Encek Firgasih.

Malam itu, Ketua BPPD Kutim Rustam Effendi Lubis meberikan penghargaan kepada sejumlah pelaku  dan penggiat bidang pariwisata.  Di antaranya anugerah penjaga kelestarian musik tradisional, yakni Irang Awai. Sedangkan untuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yaitu Desa Kabo Jaya, penggiat kebhinekaan adat budaya 2017 diberikan kepada Sayyid Abdal Nanang Al Hasani. Sedangkan penggiat pariwisata Kutim yaitu Rostina, pejuang batik Kutim yaitu Masniah, perusahaan peduli pariwisata Kutim PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan komunitas penggiat pariwisata Kutim yaitu Teman Peta.

“Selamat kepada pemenang, ini sudah menjadi penilaian tim internal BPPD. Mereka sudah melakukan kontribusi nyata dalam perkembangan pariwisata Kutim,” kata Lubis.
 

(AJ/AJ)
  1. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA