“Awalnya kami akan melakukan bakar ikan sepanjang 17 kilometer, namun pihak MURI menyarankan yang lain,” kata Mugeni.
Merdeka.com, Kutai Timur - Potensi alam yang dimiliki Kutai Timur sepertinya menjadi daya tarik tersendiri bagi Museum Rekor Indonesia (MURI). Sebab, panitia HUT Kutim yang semula ingin memecahkan rekor MURI bakar ikan sepanjang 17 kilometer, disarankan yang berkaitan dengan potensi alam yang dimiliki daerah sendiri.
Adalah Singkong Gajah yang menjadi trend sekarang, lantaran tanaman ubi ini mampu menghasilkan singkong cukup besar, sehingga dinamakan singkong Gajah. Pemkab Kutim sendiri, sekarang sedang menggalakkan tanaman Singkong Gajah di kecamatan Rantau Pulung, sekitar satu jam ke arah utara dari ibukota kabupaten Kutai Timur.
“Awalnya kami akan melakukan bakar ikan sepanjang 17 kilometer, sesuai HUT Kutai Timur yang ke-17. Namun pihak MURI menyarankan yang lain, karena Kutim dinilai bukan merupakan daerah penghasil ikan,” kata Ketua Panitia HUT Kutim, Mugeni.
Kemudian Mugeni bersama panitia lainnya melakukan koordinasi dan diskusi. Karena Pemerintah Kutai Timur sedang giat-giatnya menanam singkong gajah, semua sepakat dialihkan ke komiditi yang banyak disenangi masyarakat tersebut.
“Ini merupakan pilihan yang tepat, karena selain bahannya mudah dicari, juga memasyarakatkan Singkong Gajah yang sekarang lagi menjadi trend. Bahkan komoditi ini juga bisa diolah berbagai jenis makanan yang enak,” kata Mugeni.
"Kutim lagi galak-galaknya menanam singkong gajah. Ini juga kami bahas dengan MURI. Alhamdulillah, ini lebih disetujui. Singkong Gajah ini bisa dibuat berbagai makanan misalnya kue, empek-empek dan jenis makanan dari singkong lainnya," ujarnya.
Menurut Asisten Kesejahteraan Sekretaris Kabupaten ini, untuk memecahkan rekor MURI, panitia akan membuat 50 jenis panganan dari olahan Singkong Gajah. Hal tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia.
Menurut Mugeni, pemecahan rekor MURI dengan membuat 50 jenis makanan olahan dari Singkong Gajah, bisa menjadi ajang promosi Kutim di nusantara. Bahkan ke depannya menjadi kawasan wisata kuliner berbahan baku singkong yang cukup menarik.