“Sosialisasi ini perlu kita lakukan, untuk mencegah dan mewaspadai bahaya laten komunis dan paham radikalisme,” kata Dandim.
Merdeka.com, Kutai Timur - Jajaran Kodim 0909/Sangatta, Koramil dan Babinsa memperoleh pembekalan pamam bahaya laten komunis dan paham radikal. Hal ini sangat penting, jangan sampai kedua paham itu menyusup kepada anggota keluarga TNI di daerah ini.
Untuk mencegah paham itu menyebar di masyarakat luas, Kodim 0909 melakukan sosialisi internal di jajaran aparat Kodim dan keluarga besarnya. Kegiatan yang dilaksanakan di Makodim 0909/Sangatta, Selasa (22/11/16) itu, diikuti para perwira staf Kodim 0909/Sangatta, para Danramil dan Babinsa, anggota Sub Denpom Sangatta, anggota Kodim dan Persit KCK Cabang L VI.
“Sosialisasi ini perlu kita lakukan, untuk mencegah dan mewaspadai bahaya laten komunis dan paham radikalisme. Masyarakat juga perlu waspada terhadap kedua hal tersebut,” kata Dandim 0909/Sangatta Letkol Inf Setyo Wibowo.
Dijelaskan, paham radikalisme, ekstrim dan terorisme merupakan salah satu ancaman nyata terhadap kehidupan dunia global. Dampak dari gerakan radikal dan teroris dapat berimplikasi terhadap dinamika ekonomi dan politik yang dapat mengalami guncangan yang tidak kecil, sehingga mampu menciptakan rasa tidak aman pada masyarakat luas.
Dengan latar belakang tersebut jajaran Kodim 0909 Sangatta lantas menggelar “Sosialisasi Pembinaan Bahaya Laten Komunis dan Faham Radikal”. Sosialisasi disampaikan langsung oleh Dandim 0909 Sangatta Lekol Inf Setyo Wibowo.
“Kepada seluruh anggotanya dan masyarakat untuk terus mewaspadai akan bahaya laten komunis dan paham radikalisme yang mungkin muncul di wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim),” pinta Dandim.
Orang nomor satu di jajaran Kodim 0909 Sangatta ini meminta seluruh personelnya agar tidak takut bertindak jika mengetahui indikasi tumbuh kembangnya komunisme atau PKI (Partai Komunis Indonesia). Kemudian bisa terus berhati-hati dan menjaga anggota keluarga, agar tidak sampai kecantol paham komunis ataupun paham radikal.
Setyo menambahkan bahwa PKI adalah musuh bangsa Indonesia. Artinya tidak ada toleransi pada komunis untuk bisa lahir kembali di negeri ini. Sosialisasi ini secara khusus bertujuan untuk mencegah personel TNI beserta keluarga tertarik pada paham komunisme atau radikalisme. Menurutnya sangat ironi apabila TNI beserta keluarganya masuk pada paham komunisme atau radikalisme, sementara TNI selalu dihadapkan pada tupoksi bela Negara.
Selain itu, Dandim berharap pada para Babinsa di desa binaannya untuk selalu aktif berinteraksi dengan masyarakat. Selanjutnya masyarakat sendiri diminta untuk tidak takut menyampaikan atau melaporkan kepada Babinsa ataupun Babinkamtibmas setempat jika menemukan ada hal mencurigakan.
"Dengan berinteraksi bersama masyarakat diharapkan dapat menjangkau info penting, tentang paham PKI maupun paham radikal yang bisa muncul di tengah-tengah kita," ujarnya dihadapan para Danramil, Babinsa, Anggota Sub Denpom Sangatta, Anggota Kodim serta ibu-ibu Persit KCK cab LVI.
Sosialisasi ini mengambil tema “Melalui Pembinaan Antisipasi Bahaya Laten Komunis dan paham Radikal Prajurit TNI-AD. Senantiasa Waspada dan Mampu Mengambil Langkah yang Tepat. Dalam Mengamankan serta Menjaga Keselamatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Dalam Rangka Mencegah Segala Bentuk Ancaman Bangkitnya Kembali Bahaya Laten Komunis dan paham Radikal".