“Energi listrik rencananya disuplai dari Ibu Kota Sangatta dan juga disalurkan ke jalan Soekarno-Hatta sampai ke Bukit Pelangi,” kata Poniman
Merdeka.com, Kutai Timur - Ini merupakan kabar gembira bagi warga kecamatan Rantau Pulung. Ditargetkan tahun 2018 mendatang, listrik yang disalurkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah bisa menerangi warga eks transmigrasi tersebut.
Saat ini, tiang listrik untuk memasang kabel-kabel sudah dipasang di pinggir jalan dari Sangatta menuju Rantau Pulung. Sepanjang jalan sekitar 60 kilometer itu, sebagian besar telah berdiri beton tiang listrik. Horeee, tahun depan warga di Ranpul sudah bisa menikmati strum dari PLN.
Pemerintah Kutai Timur terus berupaya melakukan pendekatan dengan PLN, agar strum itu bisa dinikmati seluruh masyarakat di Kutim dan pelosok desa. Pemasangan tiang listrik dari Sangatta menuju Rantau Pulung ini merupakan salah satu hasil pendekatan dan koordinasi Pemkab Kutim dengan dengan PLN Regional Kaltim dan Kaltara, termasuk PLN Rayon Sangatta.
Dari koordinasi dimaksud menghasilkan rencana pendistribusian listrik ke beberapa wilayah. Yakni untuk daerah sepanjang jalan Soekarno-Hatta hingga ke Pusat Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi, Sangatta Utara. Termasuk untuk dialirkan ke Kecamatan Rantau Pulung.
“Salah satu wilayah yang akan ditarget mendapat aliran listrik di 2018 adalah Kecamatan Rantau Pulung. Energi listrik rencananya disuplai dari Ibu Kota Sangatta. Selain itu, jalan Soekarno-Hatta sampai ke Bukit Pelangi termasuk fasilitas umum yang dilalui akan kena setrum PLN,” jelas Manager PLN Rayon Sangatta Poniman belum lama ini.
Poniman menambahkan saat ini proses pendistribusian tiang dan penanaman. Pemasangan telah berjalan mulai dari Dusun Kabo Jaya Kecamatan Sangatta Utara sampai ke Rantau Pulung. Dia sangat berharap pada 2017 ini sistem jaringan sudah bisa selesai terbangun. Sehingga di 2018 listrik dari PLN sudah bisa digunakan oleh masyarakat.
“Saat ini tim terkendala kondisi jalan longsor dan tebing, namun permasalahan tersebut akan dipertimbangkan tim teknis. Apakah menggunakan tiang ganda, ini menjadi PR buat PLN untuk mengatasi daerah rawan,” jelas Poniman.
Menurut dia, PLN saat ini fokus pada lima Satuan Pemukiman (SP). Seperti Desa Masalap Raya (pemekaran SP 3), Mukti Jaya SP 3, Kebon Agung SP 7, Pulung Sari SP 1 serta Desa Margo Mulyo SP 2. Untuk 450 tiang rencananya akan dipasang dengan jarak 50 meter antara tiang satu dengan lainnya.
“Untuk sementara ini dulu yang difokuskan karena merupakan jalur utama ke jalan poros Kecamatan Muara Wahau (via Ranpul),” ungkap Poniman.
Pada kesempatan berbeda. Bupati Kutim H Ismunandar menjelaskan program penyediaan listrik ini selalu dikomunikasikan PLN sebagai regulator pengelolaan kelistrikan di daerah.
“Kami akui masih ada kecamatan yang hanya menikmati listrik 6 jam sehari. Seperti di Kecamatan Long Mesangat dan Busang, namun semuanya bertahap (dipenuhi) untuk mencapai 12 hingga 24 jam sehari,” jelas Ismu.
Sebenarnya, sambung Ismu, di Kecamatan Rantau Pulung sudah ada pembangkit listrik. Namun masih milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan baru beroperasi 12 jam sehari. Jika 18x3 mega watt sudah selesai, maka listrik tersebutlah yang rencananya di alirkan. Ismu berdoa proses pembangunan jaringan dan pendistribusian listrik ini segera selesai. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat Kecamatan Rantau Pulung dan sekitarnya.