1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Bupati Ismunandar ingin setiap camat tanggap akan kebutuhan warganya

Menurutnya sekarang bukan lagi “membangun desa”, namun “desa membangun” yaitu program pembangunan dari dan dibutuhkan oleh rakyat.

Bupati Kutai Timur Ismunandar. ©2016 Merdeka.com Reporter : Farah Fuadona | Senin, 01 Agustus 2016 10:59

Merdeka.com, Kutai Timur - Bupati Kutai Timur Ismunandar mengingatkan pentingnya perencanaan pembangunan melalui usulan masyarakat dengan mengokomodir rencana-rencana pembangunan desa. “Agar pembangunan benar-benar terarah dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, dibutuhkan kerjasama semua pihak dan kalau masyarakat punya aspirasi usulkan dari sekarang,” kata Ismu pada kegiatan Musrenbang tingkat Kecamatan Sangatta Utara di Balai Pertemuan Umum, Rabu (24/2).

Pada kesempatan itu, Ismu juga menyampaikan harapan dan dukungan masyarakat melalui sinkronisasi pembangunan dari penjabaran visi dan misi saat dirinya maju sebagai calon Bupati Kutim beberapa waktu lalu.

Dia berjanji akan merealisasikan program pembangunan desa melalui rencana anggaran Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar per desa. Untuk itu pihak desa dan kecamatan bisa betul-betul mendata dan menyerap aspirasi masayarakat. Sehingga peruntukkan anggaran tepat sasaran.

Menurutnya sekarang bukan lagi “membangun desa”, namun “desa membangun” yaitu program pembangunan yang benar-benar dari dan dibutuhkan oleh rakyat. Benar-benar “bottom up” atau dari bawah ke atas, bukan “mboten (tidak/bahasa jawa) up” tidak ke atas.

Hal tersebut pernah disampaikan olehnya dalam sebuah rapat koordinasi dengan para camat, bahwa program dan usulan pembangunan tidak muncul tiba-tiba. Terutama yang bukan usulan dari warga desa. Sehingga tidak ada anggaran siluman atau program yang tiba-tiba muncul.  

Selain itu dia mengimbau kepada Camat untuk cepat tanggap terhadap prioritas kebutuhan warganya. Bukan kepentingan kelompok, golongan atau seseorang saja. Namun mengutamakan infrastruktur dasar berupa penyediaan air bersih, listrik, peningkatan jalan, sarana kesehatan dan pasar. Kemudian melakukan monitoring terhadap usulan tersebut. Agar usulan itu bisa bermanfaat untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesehatan warga.

“Program harus sesuai dengan visi Kutai Timur sekarang ini, yakni terwujudnya kemandirian melalui pembangunan agribisnis dan agroindustri dengan berfokus pada program desa membangun, maka semua program yang diusulkan harus mampu menciptakan kemandirian desa melalui peningkatan infrastruktur dasar tadi. Sebab Kabupaten yang mandiri tentu berawal dari kemandirian desa dan kecamatan," jelas Ismunandar.

Ismunandar menambahkan, APBD Kabupaten Kutim merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Karena itu, pembangunan daerah diharapkan dapat dioptimalkan melalui pembenahan dalam segala bidang.

“Pembangunan yang belum selesai mohon secepatnya dibenahi, Mari kerja sama membangun Kutai Timur,” ujarnya pada pertemuan yang juga dihadiri sejumlah Anggota DPRD Kutim, Kepala SKPD, unsur FKPD tingkat kecamatan, Camat Sangatta Utara, para Kepala Desa atau Kelurahan se Kecamatan Sangatta Utara, dan sejumlah tokoh masyarakat Sangatta.

Sebelumnya Bupati telah mendengarkan laporan dari Camat Sangatta Utara, Didi Herdiansyah terkait kebutuhan pengembangan pembangunan di Ibukota Sangatta. Menurutnya Sangatta membutuhkan perlakuan khusus terkait pembangunan agar memiliki citra positif sebagai ibukota kabupaten.

Bupati mengatakan hal itu memang benar adanya. Karena Sangatta adalah ibukota, maka dia berjanji memperlakukan “Kota Tercinta” tersebut dengan perlakukan khusus pula tanpa mengesampingkan pembangunan di kecamatan lainnya.

Ismu mengakui bahwa selama ini pembangunan belum dilakukan secara fokus dan tuntas. Maka dari itu dia berharap program-program yang dilaksanakan mulai dirinya menjabat bupati, dilaksanakan dengan fojus dan tuntas. Contoh kecilnya adalah jika membangun jalan dengan semenisasi di gang atau lingkungan warga tidak hanya badan jalannya saja yang dibangun. Tetapi sekaligus system saluran air dan drainase, sehingga tidak menyebabkan dampak negatif pada lingkungan.

“Paling tidak seperti pemukiman warga di Jogja atau Malang, walaupun kecil tapi bersih dan tidak banjir,” ujarnya.

(FF/FF)
  1. Infrastruktur
  2. Info Kutai Timur
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA