1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Bupati dan Wabup sepakat infrastruktur di pedalaman terus dibenahi

“Adanya jembatan ini tidak ada isolasi lagi antara desa-desa. Terlebih desa yang memang sulit diakses oleh Ibukota Kecamatan," kata Ismunandar.

Bupati Kutim Ismunandar didampingi sejumlah pejabat ketika meresmikan jembatan Kelinjau, dengan menggunting pita. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Minggu, 08 Oktober 2017 12:33

Merdeka.com, Kutai Timur - Tekad duet pemimpin Kutim H Ismunandar dan H Kasmidi Bulang untuk mensejahterakan masyarakat terus bergulir. Berbagai kebutuhan dasar masyarakat diupayakan dibenahi. Bukan hanya di perkotaan, namun di kawasan pedesaan, pedalaman maupun pesisir.

Salah satunya infrastruktur di kawasan pedalaman terus dibenahi secara pelan namun pasti. Bahkan Bupati maupun Wabup bertekad, jalan di pedalaman akan dibeton atau disemenisasi seperti di kota, sehingga nantinya jalan terlihat mulus dan transportasi bisa berjalan lancar untuk menghubungkan antar desa dan kecamatan.

Dengan demikian, masyarakat tak lagi kesulitan dalam memasarkan hasil produk perkebunan maupun pertanian mereka. Inilah salah satu tujuan Gerbang Desa Mad uterus digaungkan hingga ke pelosok desa dan pedalaman, sehingga masyarakat juga ikut menyambutnya dengan suka cita.

Salah satu bukti yang sudah dilaksanakan adalah pembangunan jembatan Kelinjau II yang sudah rampung dan telah diresmikan beberapa waktu lalu oleh Bupati Ismunandar. Jembatan ini menghubungkan antar desa dan kecamatan yang dipisahkan sungai di kawasan pedalaman tersebut.

Bupati Kutim Ismunandar mengatakan Jembatan Kelinjau II tidak hanya menghubungkan antar desa, namun juga memiliki manfaat cukup besar karena bisa terkoneksi pula sebagai akses menuju Samarinda, Sangatta, sampai ke Mekar Baru Kecamatan Busang.

“Karena ada jembatan ini tidak ada isolasi lagi  antara desa-desa. Terlebih desa yang memang sulit diakses oleh Ibukota Kecamatan.  (Contohnya) Masyarakat Muara Dun tidak perlu berputar lagi (ke jalan yang lebih jauh), cukup lewat jembatan ini sudah tembus ke Muara Ancalong.,” jelas Bupati.

Dengan pembangunan yang dilaksanakan di pedalaman membuktikan bahwa Pemkab Kutim tidak hanya membangun Ibukota Sangatta atau Rantau Pulung saja. Tetapi juga berkonsentrasi melaksanakan pemerataan pembangunan di seluruh kecamatan yang ada. Program pemerataan pembangunan kedepan akan didukung dengan alokasi anggaran Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar per desa setiap tahun. Program ini menurutnya sudah bisa dilaksanakan tahun 2017. Berikutnya, Ismu meminta agar delapan kecamatan pedalaman yang berkeinginan bulat membentuk daerah otonomi baru (DOB) Kabupaten Kutai Utara (Kutara) untuk dapat lebih memperkokoh semangat persatuan dan kebersamaan. Sehingga upaya-upaya yang dilakukan dapat mempercepat terwujudnya DOB Kabupaten Kutara dalam waktu yang tidak lama.

Ismu menambahkan untuk mempercepat upaya dimaksud, dalam waktu dekat Tim Panitia Persiapan Pemekaran Kabupaten (P3K) Kutara akan ke Jakarta. Berkoordinasi sekaligus menanyakan progress pemekaran yang diajukan. Bagaimanapun katanya, pemerataan harus dilakukan demi membangun kedekatan antara pemerintah dan masyarakat. Sebagai wujud kebersamaan, Bupati mengajak masyarakat untuk memupuk kebersamaan demi kesejahteraan.

Untuk diketahui Jembatan Kelinjau II menghubungkan antar desa. Yakni Desa Muara Dun dengan Gemar Baru serta Long Nah. Jembatan memiliki tipe rangka baja dengan panjang 170 meter (m) dan lebar 6 m. Pondasi tiang pancang baja berdiameter 500 milimeter (mm), dengan ketebalan 12 mm serta lantai beton K-350.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Aswandini Eka Tirta saat ditemui mengatakan jembatan itu mulai dibangun sejak September 2014 sebagai program multiyear. Jembatan Kelinjau II yang menghubungkan langsung Desa Muara Dun dan Gemar Baru, konstruksinya menggunakan empat sekmen.

“Terdiri dari 30 meter Komposit Grider, rangka 40 meter, rangka 60 meter dan rangka 4 meter dengan panjang jembatan 170 meter. Kontruksi ini memakan biaya sebesar Rp 83.5 miliar,” sebut Aswan, sapaan akrab Kadis PU.

Dia berharap dengan adanya jembatan tersebut, akses-akses perjalanan darat bisa terhubung. Desa Muara Dun dan sekitarnya menjadi lebih dekat dengan Ibu Kota Kecamatan Muara Ancalong. Berikutnya akses anak-anak untuk ke sekolah bisa lebih cepat serta para petani lebih mudah menuju ladangnya hingga manfaat lainnya.



(AJ/AJ)
  1. REFLEKSI HUT KUTIM 18
  2. DUA TAHUN KEPEMIMPINAN ISMU-KB
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA