“Setiap guru ditelpon menggunakan dua nomor (handphone) yang berbeda,” kata Iman Hidayat.
Merdeka.com, Kutai Timur - Penipuan terhadap guru di Kutai Timur, kembali terjadi. Kali ini, modusnya berbeda. Jika sebelumnya dengan iming-iming kemudahan proyek di sekolah, sekarang kemudahan untuk lulus pelatihan dan latihan dalam memperoleh sertifikasi guru.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Iman Hidayat, modusnya hampir sama, mengatasnamakan kadisdik dan sekretaris dinas. Namun kali ini, oknum yang menelpon itu memberikan iming-iming kemudahan lulus saat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).
“Setiap guru ditelpon menggunakan dua nomor (handphone) yang berbeda, mengatasnamakan Kepala Dinas (Iman Hidayat) dan Sekretaris (Eddy Sopiansyah) dan meminta uang mahar sebesar Rp 3,5 juta. Uang tersebut maksudnya untuk memudahkan guru dalam mengikuti PLPG hingga nantinya bisa mudah lulus sertifikasi,” sebut Iman.
Nomor handphone yang sering digunakan beraksi untuk menipu yakni 085320085899 dan 082155206892. Iman mengaku sudah melaporkan masalah penipuan ini kepada Polres Kutim. Sebagai langkah pencegahan agar para guru tidak tertipu, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran yang berisi tentang imbauan agar guru lebih berhati-hati terhadap oknum dimaksud, yang mengaku “joki sertifikasi”.
Oknum itu berjanji menyiapkan penginapan selama kegiatan PLPG, menyediakan fasilitas antar jemput dari tempat penginapan ke tempat PLPG, makan dua kali sehari dan menyusun PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Si penipu ada yang meminta guru mentransfer langsung “uang mahar” terebut, ada pula dengan cara lain.
“Apabila terdapat guru yang dihubungi seseorang dengan dalih untuk membantu dengan imbalan tertentu, diimbau segera melaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Karena kegiatan PLPG dilaksanakan secara gratis tanpa dikenakan biaya,” imbau Iman.
Dijelaskan Iman, bahwa guru yang menjadi sasaran para penipu ini adalah pengajar yang sudah memenuhi syarat tetapi belum mengikuti PLPG dan sertifikasi. Jumlahnya ada sekitar 800 guru diseluruh Kutim. Sekedar diketahui, dari sekitar 4.300 guru dari SD hingga SMA, ada sekitar 1.710 yang belum sertifikasi. Dari 1.710 guru tersebut, 800 guru masuk kategori memenuhi persyaratan namun belum sertifikasi.
Iman kembali menyebut bahwa modus penipuan ini juga merupakan pencemaran nama baik Kepala dan Sekretaris hingga instansi Disdikbud Kutim. Dengan tegas dia mengatakan bahwa di jajaran Disdikbud tidak pernah dilakukan praktik seperti itu.