“Penanggulangan dan pemberantasan penyaki TB sampai saat ini masih belum mencapai hasil yang maksimal,” kata Irawansyah.
Merdeka.com, Kutai Timur - Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai pemberantasan penyakit tuberkulosis, Pengurus Cabang Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kutim menggelar pelatihan dan pembekalan kepada para kadernya. Terutama dalam penanggulangan dan pemberantasan tuberkulosis melalui, penyuluhan, pendidikan, pelatihan.
Pembekalan ini diikuti 35 kader, terdiri dari unsur pemerintah, kesehatan, LSM, perusahaan, tokoh masyarakat dan berbagai pihak terkait lainnya. Diharapkan, setelah mengikuti pembekalan mampu memberikan advis kepada masyarakat yang menderita tuberkulosis.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Irawansyah yang hadir mewakili Pemkab Kutim mengatakan bahwa pemberantasan tuberkulosis (TB) paru secara Nasional di Indonesia telah berlangsung 30 tahun sejak tahun 1969, namun hasilnya belum memuaskan.
“Penyakit tuberkulosis adalah penyakit infeksi biasa, dimana kuman penyebabnya telah mengalami kemajuan pesat. Tetapi penanggulangan dan pemberantasannya sampai saat ini masih belum mencapai hasil yang maksimal,” sebutnya.
Bahkan katanya, angka Drop Out (DO) yang tinggi, pengobatan yang tidak kuat dan resistensi terhadap OAT menjadi kendala dalam pengobatan TB Paru. Irawansyah menuturkan, pemerintah mengapresiasi atas kegiatan yang digagas oleh PPTI Kabupaten Kutim, meskipun Pemkab Kutim masih dalam keadaan krisis anggaran.
Perlu diketahui menurut data secara nasional 2010, cukup banyak terjadi kasus TB. Kurang lebih 450 ribu kasus TB terjadi dan akhirnya disimpulkan sebagai salah satu penyakit mematikan. Untuk itu pencegahan melalui penyuluhan-penyuluhan harus dilakukan melalui metode-metode dan cara yang sederhana. Sehingga mudah dipahami oleh masyarakat, baik dalam pencegahannya maupun penanganannya, terutama untuk di daerah-daerah terpencil.
“Mudah-mudahan di Kabupten Kutim dengan adanya PPTI bisa meneliti perusahaan-perusahaan terutama pertambangan yang menimbulkan debu dan sebagainya. Apakah debu-debu hasil tambang tersebut juga menjadi penyebab timbulnya penyakit tuberculosis. Tentunya menjadi harapan kita semua agar penyakit tuberculosis dapat kita atasi dengan baik,” harapnya.
Selain itu dia juga berharap PPTI di Kabupaten Kutim selalu solid dan dapat memberikan suatu motivasi bagi masyarakat. Bukan hanya kepada pengurus yang ada, tetapi juga kepada seluruh kader-kadernya terutama yang ada di kecamatan.
Dua narasumber dari pengurus wilayah PPTI Provinsi Kalimantan Timur yakni Syahran dan Syahrani serta tiga narasumber PPTI cabang Kutim dr Didit SpP, dr Andi Amraini Sp PK dan dr Yuwana SK Msi dilibatkan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh peserta.
Ketua PPTI Cabang Kutim dr Aisyah menambahkan, lahirnya organisasi PPTI merupakan suatu harapan yang cerah dalam upaya menurunkan prevalensi penyakit TB di masyarakat. Dengan pemberdayaan masyarakat dan menggiatkan peran serta warga dalam mewujudkan kesehatan. Terutama dalam pencegahan, pengendalian dan pemberantasan pengyakit tuberculosis.
“Semoga setelah diadakan kegiatan pembekalan kepada segenap pengurus, diharapkan PPTI akan menjadi organisasi yang professional dan menjadi mitra yang handal dalam upaya penaggulangan TB di Indonesia baik di tingkat local maupun nasional,” harapnya.
Untuk diketahui tujuan didirikannya PPTI adalah untuk turut serta mewujudkan masyarakat sehat sejahtera dan ikut mengupayakan agar tuberculosis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dengan tugas pokok melaksanakan penyuluhan, penaggulangan dan pemberantasan, serta mengupayakan santunan kepada pasien TB.