"Saya dan keluarga berdoa semoga cepat sembuh dan nantinya dapat melakukan aktivitas kembali seperti semula," kata Tirah.
Merdeka.com, Kutai Timur - Usai melaksanakan berbagai kegiatan istri Wakil Bupati Kutai Timur yang juga sebagai Kepala Sub Bagian Pelayanan Informasi Publik (PIP) di Bagian Humas serta wakil ketua TP PKK Kabupaten Kutim Ny Tirah Satriani menyempatkan diri untuk menjenguk korban kecelakaan tunggal yang dialami dua anak Panti Asuhan Istiqomah kecamatan Sangatta Selatan, yang merupakan binaan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kutai Timur, Kamis (25/8) lalu.
Karena maraknya berbagai pemberitaan di media sosial mengenai korban kecelakaan yang dialami 2 anak panti asuhan membuat Ny Tirah Satriani berinisiatif untuk menjenguk korban selain memotivasi untuk kesembuhan juga membantu sedikit materi. Dalam kunjungan ini ikut serta Kepala Dinas Kesehatan dr Hj Aisyah, Kabid Bina Kesehatan dr Yuwana, serta para anggota PKK Kutim.
Pada kesempatan itu, Yuwana mengatakan musibah yang terjadi pada keluarga Panti Asuhan Istiqomah Muhamadiyah Kecamatan Sangatta Selatan, 2 anak anggota Panti Asuhan tersebut mengalami kecelakaan tunggal pada Sabtu 20 Agustus, saat menjalankan tugas mengantarkan air mineral kepada pelanggannya. Usaha air mineral merupakan salah satu usaha jasa yang dikelola panti asuhan. Setelah kejadian korban langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) PKT dan mendapat perawatan intensif.
Karena biaya yang dikeluarkan cukup mahal maka manajemen panti asuhan dan pengurus PDM Muhammadiyah Kutai Timur memutuskan untuk memindahkan yang bersangkutan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Sangatta. Langkah ini ditempuh, agar biaya yang dikeluarkan nantinya bisa lebih murah dan memperoleh keringanan dari pemerintah daerah.
“Di RSUD Kudungga biaya ke 2 korban diusahakan untuk menggunakan BPJS atau SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Kita harapkan masyarakat yang tidak mampu jika mengalami hal serupa untuk dibawa ke rumah sakit umum milik daerah karena untuk kasus seperti ini BPJS bisa langsung aktif jika darurat, beda jika hanya rawat jalan 2 minggu BPJS-nya baru bisa aktif," jelas Yuwana.
Dia meminta agar seluruh panti asuhan mendata anak asuhnya untuk mendaftarkan SKTM agar bisa memiliki BPJS yang disubsidi oleh pemerintah. Langkah ini untuk mengantisipasi jika ada diantara mereka yang sakit, bisa menggunakan BPJS tersebut dalam pembiayaan nantinya.
Saat ditemui Ny Tirah Satriani berharap semoga kejadian ini tidak terulang kembali dan kepada pihak Panti Asuhan agar selektif untuk memberikan tugas kepada anak asuhnya. Jika belum cukup umur atau masih belum mahir untuk mengendarai kendaraan bermotor hendaknya diberikan tugas yang lain.
"Saya dan keluarga tetap berdoa semoga korban bisa cepat sembuh seperti sedia kala serta dapat melakukan aktivitas kembali seperti semula," kata Tirah.