“Meski digelar sederhana, namun diharapkan HKN di daerah ini tetap memiliki semangat untuk hidup sehat menuju Indonesia Kuat”.
Merdeka.com, Kutai Timur - Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 di Kutim, ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng, yang dilakukan Asisten Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekkab Kutim. Potongan tumpeng itu, kemudian diserahkan kepada Wakil Ketua DPRD Yulianus Palangiran yang hadir pada acara tersebut.
Usia memotong tumpeng sebagai rasa syukur, acara dilanjutkan pembagian hadiah-hadiah dalam perlombaan memeringati HKN ke-52 di Kutai Timur. Meski digelar sederhana, namun diharapkan HKN di daerah ini tetap memiliki semangat untuk hidup sehat menuju Indonesia Kuat.
Pada peringatan HKN ini, digelar apel upacara yang dipusatkan di halaman kantor Dinas Kesehatan, kawasan Bukit Pelangi, pada Selasa (15/11) lalu. Apel dipimpin Asisten Kesra Mugeni dan diikuti sejumlah elemen masyarakat serta kalangan dokter maupun insane kesehatan.
Turut hadir pada apel itu antara lain, Wakil Ketua I DPRD Kutim Yulianus Palangiran, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kutim Andi Baji Silolipu, Kepala Diskes Kutim Hj Aisyah, Wakil Ketua PKK Tirah Satriani serta sejumlah Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) serta peserta upacara.
Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek dalam sambutan tertulis yang dibacakan inspektur upacara, menjelaskan bahwa peringatan HKN kali ini bertema “Indonesia Cinta Sehat” dengan sub tema “Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat”. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan kembali pesan-pesan kesehatan.
"Kesehatan itu harus dijaga, bergaya hidup sehat, berpartisipasi aktif dalam jaminan kesehatan Nasional. Sehingga akan terbangun kemandirian masyarakat yang sadar akan kesehatan untuk mencapai Indonesia kuat," tuturnya.
Ditambahkannya, terdapat 12 indikator program prioritas pembangunan kesehatan pada priode 2015-2019 melalui program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga. Hal ini sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016. Dua belas indikator dimaksud meliputi keluarga mengikuti program KB, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bayi mendapatkan ASI, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan.
Berikutnya, penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak terlantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota jaminan kesehatan nasional (JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih serta keluarga menggunakan jamban sehat.
Menurut Menkes, Presiden Joko Widodo akan meluncurkan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang bertujuan agar masyarakat berperilaku sehat. Sehingga produktivitas meningkat dan biaya yang dikeluarkan untuk berobat akan berkurang. Hal ini harus dilaksanakan seluruh lapisan masyarakat.
"Pelaksanaan Germas harus dilaksanakan seluruh lapisan masyarakat, lintas Kementerian, lintas sektoral, baik pemerintah pusat, daerah, swasta, dunia usaha, maupun organisasi kemasyarakatan. Untuk bersama-sama berkontribusi menciptakan gerakan masyarakat hidup sehat," jelasnya.