1. KUTAI TIMUR
  2. SENI BUDAYA

Bupati minta kesenian tradisional dijaga dan dilestarikan

“Saya minta kesenian tradisional seperti Mamanda dan lainnya dijaga dan dilestarikan, sehingga menjadi daya tarik masyarakat,” kata Ismunandar.

Penampilan seni Mamanda, salah satu kesenian tradisional yang perlu dilestarikan karena bisa menarik wisatawan. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Senin, 25 September 2017 16:08

Merdeka.com, Kutai Timur - Kepedulian Bupati Kutim Ismunandar untuk menumbuhkembangkan kesenian tradisional patut diacungi jempol. Sebab, ketika melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah sering disambut dengan tarian tradisional.

Ketika melakukan kunjungan kerja ke kecamatan Kaubun, orang nomor satu dan rombongan disambut dengan seni tradisional Kuda Lumping. Demikian juga di Sangkulirang, ada pertunjukan mamanda. Di sejumlah daerah lain juga disambut dengan tarian khas Dayak.

Berbagai tarian khas daerah ini menjadi modal bagi Kutim untuk pengembangan pariwisata budaya. “Semua seni tradisional harus kita jaga bersama dan dilestarikan, sehingga generasi penerus bisa juga belajar nantinya,” kata Ismunandar.

Ketika sebagian anak muda ikut tampil pada teater Mamanda, sebuah kesenian tradisional yang sudah jarang ditampilan di berbagai pertemuan umum, bupati mengaku bangga. Hal ini harus dilestarikan dan dijaga bersama, agar tidak punah suatu saat nanti.

Bahkan orang nomor satu di Kutim itu, beberapa waktu lalu meminta agar tim kesenian mamanda tampil di rumah jabatannya, di kawasan Bukit Pelangi. Penampilan teater Mamanda yang digagas Dinas Kebudayaan itu, mampu membuat pengunjung terhibur.

“Saya minta kesenian tradisional seperti itu terus dilestarikan dengan baik, karena menjadi salah satu potensi dan daya tarik tersendiri,” kata Bupati Ismunandar memberikan sambutan penampilan teater Mamanda tersebut.

Mantan Sekretaris Kabupaten Kutim ini menyampaikan ucapan terima kasih keoada Dinas Kebudayaan dan jajarannya yang sudah banyak melakukan perubahan dalam pelestarian budaya. Ismunandar meminta agar kesenian tradisional ini terus dilestarikan ke depan.

Ismu berharap masyarakat khususnya generasi muda lebih mengenal Mamanda dan kesenian daerah. Caranya adalah dengan memberi ruang agar kesenian ini lebih sering tampil. Bahkan Bupati meminta langsung tampil di sela-sela kunjungan kerja Bupati ke Sangkulirang akhir pekan ini, layaknya road show.

Pentas Sandiwara Mamanda (Sandima) yang berjudul "Geger Benua" ini tampil selama kurang lebih sekitar dua jam, di halaman belakang Pendopo Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Kutim. Selai bupati, penampilan Mamanda itu juga disaksikan Kepala Dinas Kebudayaan Iman Hidayat, sejumlah Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) dan masyarakat.

Sandima kali ini menampilkan nuansa kesultanan. Bercerita tentang pengkhianatan para pejabat kesultanan dengan melakukan eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang salah. Seperti penambang yang menyisakan kolam raksasa, pembabatan hutan dan kurangnya kesadaran dalam membayar pajak untuk kesejahteraan rakyat Batu Cermin (kampung kesultanan dalam cerita).

Mamanda merupakan seni teater atau pementasan tradisional mirip dengan Lenong. Dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang dapat membuat suasana jadi lebih hidup. Seni drama tradisional Mamanda ini sangat populer di kalangan masyarakat kalimantan pada umumnya. Seni lakon Mamanda rutin tempo dulu ditampilkan, namun dengan adanya saluran televisi swasta yang menyaingi tidak heran kesenian mulai jarang dipentaskan.

(AJ/AJ)
  1. Seni dan Budaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA