1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

Bupati : HMI dan KAHMI hendaknya mencontoh ajaran Alquran

“Sebagai anggota organisasi Islam hendaknya lebih mendekatkan dan membaca Alquran, jangan setengah-setengah belajarnya,” kata Ismunandar.

Bupati Ismunandar (berdiri) memberikan sambutan saat acara buka puasa bersama dengan kader dan pengurus HMI dan KAHMI. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Rabu, 14 Juni 2017 08:46

Merdeka.com, Kutai Timur - Bupati Kutim Ismunandar meminta kepada seluruh kader HMI dan KAHMI di daerah ini, harus selalu menjaga kekompakan dan persatuan. Jika ingin membuat suatu harus ada persiapan dan perencanaan yang matang serta mencontoh ajaran di Alquran.

Penegasan itu disampaikan orang nomor satu di Kutim yang juga Ketua PD KAHMI Kutim, saat menghadiri buka puasa bersama (Bukber) dengan kader dan pengurus HMI serta KAHMI, di Warung Diponegoro, jalan poros Sangatta-Bontang, Senin (12/6) kemarin. Hadir pada acara itu Sekretaris Kabupaten (Seskab) Irawansyah, Kadisperindag Edward Azran, Kabag Humas dan Protokol Heri Suprianto. Ketua HMI Kutim Alfian Sinu, dan beberapa anggota HMI-KAHMI lainnya. Dalam kesempatan ini kegiatan dibuka dengan ceramah singkat perwakilan HMI Chairil Anzhari.

“Alquran sebagai pegangan pedoman perjalanan kehidupan sekaligus ada kontrol di sana. Sebagai anggota organisasi Islam hendaknya lebih mendekatkan dan membaca Alquran, jangan setengah-setengah belajar,” kata Ismu, panggilan akrab mantan Sekretaris Kabupaten (Seskab) Kutim ini.

Mantan Asisten Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Sekkab Kutim ini mengatakan dari himpunan ini tetap saling kordinasi dan berkomunikasi lebih masif dalam hal informasi positif demi kemajuan organisasi kemahasiswaan. Tentunya Alquran sebagai jalan pengkaderan guna terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur diridhoi Allah SWT.

“Pengkaderan harus tetap dipertahankan dan pentingkan tanggung jawab menuju generasi emas Islam anti Hoax,” kata Ismu.

Pada ceramahnya, Chairil mengatakan, setiap muslim bisa mengambil hikmah dari petikan di penghujung tulisan arab dari Surat Al Ashr yaitu watawa saubil haq watawa saubil sabr. Yakni kebenaran dan kesabaran adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Artinya jika benar harus sabar, jika mau sabar harus karena benar.

“Apabila kebenaran satu prinsip,  maka kesabaran adalah satu strategi. (Sebab) Prinsip yang tanpa strategi bisa membuat kita tidak akan mencapai tujuan yang kita harapkan. Artinya, kebenaran tanpa kesabaran membuat kita mudah dipatahkan orang. Tapi kesabaran tanpa kebenaran akan membuat kita di injak terus oleh orang lain. Karena itu, jika yakin kita benar harus sabar, kalau mau bersabar harus karena benar,” tegasnya.

Chairi menambahkan hal itu jika dikaitkan dengan ibadah puasa sangat bermanfaat untuk pengkaderan (suatu pembentukan karakter seseorang agar sepaham), pasalnya masih menjadi korelasi terarah. Contohnya saja niat berpuasa selama sebulan penuh sama saja dengan kontrak menjalankan di HMI lewat program kerja dari awal sampai akhir

“Puasa adalah pengkaderan terbaik dalam sejarah. Dilanjutkan dengan kaidah puasa mengajarkan nilai-nilai lainnya seperti tadarus Alquran dan menjalankan salah tarawih setiap malam. Intinya harus konsisten seperti awal berdirinya HMI pada 5 Februari 1947 diprakarsai pertama kalinya oleh Lafran Pane,” tambahnya.

(AJ/AJ)
  1. RELIGIUS
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA