"Pemotongan hewan qurban hendaknya secara syar’i dan kaidah keilmuan, untuk menghasilkan daging yang sehat dan halal," kata Fahmi.
Merdeka.com, Kutai Timur - Pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah menetapkan tanggal 10 Dzulhijjah 1437 Hijriah jatuh pada 12 September 2016 yang bertepatan dengan hari Senin besok. Penetapan ini berdasarkan hasil musyawarah dalam sidang Itsbat yang dilaksanakan pada hari Kamis (01/9) lalu di Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin Jakarta.
Pncak idul adha tersebut, umat muslim di Indonesia akan melaksanakan sholat ied bersama-sama, baik di Masjid maupun di lapangan terbuka. Setelah melaksanakan sholat ied, pada umumnya, masyarakat melanjutkan pemotongan hewan qurban, sebagai bentuk wujud ketaatan hamba kepada Allah SWT.
Menyikapi hal yang dimaksud, Seksi Bimas Islam Kantor Kemenag Kabupaten Kutai Timur memberikan beberapa informasi tentang aspek atau tips terkait pemotongan hewan qurban yang baik dan dapat dipertimbangkan secara syar’i dan kaidah keilmuan. Serta diupayakan menghasilkan daging yang ASUH, yakni Aman, Sehat, Utuh dan Halal.
“Yang pertama yang harus dipenuhi sebelum dan setelah pelaksanaan penyembelihan hewan qurban, yakni kesehatan hewan, yang mencakup pemeriksaan fisik hewan dan legalitas hewan,” kata Kepala Kemenag Kutim Fahmi Rasyad.
Ada tiga tahap yang dapat dilakukan dalam memastikan kesehatan hewan. Pertama pastikan hewan qurban sehat dan telah diperiksa oleh dokter hewan serta dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Kedua segera laporkan gejala jika ada hewan qurban yang mengalami sakit kepada Dinas Peternakan atau dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan. Ketiga tidak boleh menyembelih hewan yang sedang sakit.
Tips yang kedua adalah kesejahteraan hewan. Maksudnya adalah bagaimana bersikap ihsan terhadap hewan. Dalam hal ini tenaga penyembelih atau panitia qurban harus memperlakukan hewan qurban dengan baik, mulai dari pengangkutan, penampungan, pemeliharaan selama penampungan dan penyembelihan.
Tips atau aspek ketiga adalah kehalalan daging qurban dengan melakukan penyembelihan hewan qurban yang memang ahlinya dan memahami syariat Islam. Penyembelihan tersebut harus menghasilkan daging yang halal lagi baik.
Selanjutnya aspek atau tips yang keempat adalah keamanan dalam pangan setelah pemotongan. Pada saat pendistribusian hendaknya daging dan jeroan tidak tercampur jadi satu, diusahakan menggunakan kantong terpisah, selanjutnya jangan menggunakan kantong kresek berwarna, lebih baik menggunakan kantong kresek bening, setelah daging selesai dikemas harus segera didistribusikan jangan sampai lewat dari 4 jam.
“Itulah beberapa aspek yang harus diketahui oleh umat muslim, khususnya bagi masyarakat Kutai Timur yang merayakan Idul Adha dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban,” jelas Fahmi.
HIMPUN HEWAN QURBAN
Dari masjid Agung, Sangatta dilaporkan, pihak panitia telah menghimpun hewan qurban sebanyak 4 ekor sapi dan 4 ekor kambing. Hewan qurban itu merupakan sumbangan dari instansi pemerintah, swasta dan masyarakat. Pihak panitia nantinya aka mendistribusikan daging hewan qurban kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
Ketua Panitia Qurban Masjid Agung Jainul Arifin mengatakan, beberapa jamaah masjid telah menghubungi panitia untuk menyerahkan dan pengelolaan hewan qurbannya disalurkan kepada yang berhak. “Terima kasih kepada para jamaah yang telah berpartisipasi pada Qurban idul adha tahun ini,” ungkap Jainul Arifin
Salah satu penyumbang hewan qurban adalah Bupati Ismunandar dan Sekretaris Kabupaten Irawansyah. Kemudian Dinas Perkebunan dan PT GAM masing-masing 1 Ekor Sapi, selanjutnya dari Badan Lingkungan Hidup 3 ekor kambing dan Thomas Squar menyumbangkan 1 ekor kambing. Informasi yang diterimanya, masih akan bertambah terus hewan qurban hingga hari H nanti.
Selain di masjid Agung, berbagai masjid dan musholla juga melakukan penghimpunan hewan qurban dari masyarakat. "Diharapkan momentum idul adha tahun ini lebih semarak dalam menggugah umat islam untuk berkorban kepada sesama umat manusia," tambah Jainul.