“Ini menjadi penyemangat bagi masyarakat, khususnya Kutim untuk terus meningkatkan produksi pisang dan singkong,” jelas Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Potensi pertanian dalam arti luas di Kutim cuku besar. Salah satunya pengembangan dan pembangunan pertanian singkong gajah dan sudah diolah menjadi tepung tapioka di kecamatan Rantau Pulung. Kemudian tanaman pisang di kecamatan Kaliorang dan bisa diolah menjadi tepung pisang.
Kedua potensi itu diungkapkan Bupati Kutim Ismunandar ketika mendapingi Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak melakukan ground breaking pabrik tepung tapioka di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, Jumat (31/3/2017) lalu. Kunjungan Gubernur Kaltim Awang Faroek tersebut, sekaligus melakukan panen pisang di desa Selangkau, kecamatan Kaliorang.
Menurut Ismunandar banyak menjelaskan tentang ketahanan pangan didaerah ini. Progres pelaksanaan program ketahanan terwujud dengan mulai beroperasinya pabrik tepung tapioka yang ada di Kecamatan Rantau Pulung dan pisang di Kaliorang. Nantinya produksi tepung tersebut juga membutuhkan Maloy yang menyediakan pabrik-pabrik pengolahan lainnya. Sehingga hasil pertanian yang ada di Kutim dapat ditampung dan diolah di Maloy.
“(Progres) Ini menjadi penyemangat bagi masyarakat, khususnya Kutim untuk terus meningkatkan produksi pisang dan singkong. Karena sudah ada yang siap menampung,” jelas Ismu, sapaan akrab Ismunandar.
Ismu menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah melibatkan banyak pihak untuk mendesain sistem pemasaran yang baik dan mudah. Sehingga kualitas dan kuantitas produk pertanian yang dihasilkan petani dapat terus terjaga. Tentunya program ini memerlukan pendampingan semua pihak. Tidak hanya Pemkab Kutim tetapi juga Pemprov Kaltim dan swasta.
“Saat ini beberapa investor telah siap berinvestasi di Maloy, terima kasih atas kunjungan kerja Gubernur dan rombongan (meninjau progres pembangunan) ke Kutim,” kata Ismu.
Selain melakukan panen pisang dan berdialog dengan para petani, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak juga melakukan ground breaking pembangunan pabrik tepung tapioka di Maloy dan menyerahkan beasiswa. Kepada 187 orang dengan total dana Rp 285 juta.
“Anak petani harus bisa sekolah hingga ke perguruan tinggi, agar menjadi petani yang modern dan tidak lagi mengunakan cara tradisional,” harap Awang yang mantan Bupati Kutim.
Terkait pengembangan komoditi pisang yang sudah mengidentikan Kaliorang sebagai sentra pisang di Kutim, Awang berharap tren positif bidang pertanian tersebut tetap berlangsung dan terus meningkat. Sehingga kesejahteraan para petani pisang juga turut bertambah.
Sementara itu Camat Kaliorang Muhammad Rivai waktu itu meminta agar masyarakat dapat memanfaatkan beasiswa tersebut dengan baik untuk peningkatan mutu serta kualitas sumber daya manusia (SDM). Selain itu dia juga kembali mengingatkan warganya yang kebanyakan adalah petani pisang untuk senantiasa memanfaatkan potensi lahan yang subur. Serta memaksimalkan lahan kering di lereng perbukitan untuk pengembangan pisang atau tanaman pangan lainnya. Karena pisang cocok ditanam pada lahan kering dan lereng perbukitan.
“(Pengembangan pertanian) Ini sesuai dengan program Bupati Kutim dalam mendukung agribisnis dan agroindustry melalui program Gerbang Desa Madu (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu),” katanya.
Untuk itu dia meminta kepada masyarakat untuk tidak mengalih fungsikan lahan. Apalagi Kaliorang telah dikenal dengan pisang sebagai produk unggulannya. Tak lupa dia menyampaikan terima kasih atas bantuan beasiswa yang diberikan oleh Pemprov.