“Dalam melakukan penelitian dan penemuan teknologi rekayasa pengering gabah ini, memerlukan waktu sekitar lima bulan,” kata Zubair.
Merdeka.com, Kutai Timur - Guna memudahkan petani dalam mengeringkan gabah seusai panen, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kutai Timur telah melakukan penelitian dan menemukan teknologi rekayasa pengering gabah. Yakni menggunakan bahan bakar sekam yang dibakar yang menghasilkan panas untuk mengeringkan gabah.
“Dalam melakukan penelitian dan penemuan teknologi rekayasa pengering gabah ini, memerlukan waktu sekitar lima bulan. Kita akan memberikan rekomendasi kepada Pak Bupati agar bisa diterapkan kepada petani nantinya,” kata Kepala Balitbang Kutai Timur Zubair.
Dijelaskan, jika mengeringkan gabah menggunakan alat tersebut dapat lebih cepat dibanding menggunakan cara manual dengan sinar matahari. Dalam uji coba dengan menggunakan gabah seberat seratus kilogram hanya membutuhkan waktu empat sampai dengan lima jam. Bahkan dapat menurunkan kadar air hingga dua belas sampai empat belas persen sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) terhadap kualitas gabah.
Mengenai biaya yang digunakan untuk memproduksi satu unit alat tersebut kata mantan Sekretaris Bappeda Kutim ini, sekitar Rp 50 juta untuk kapasitas dua ton. Tapi nilai itu masih disesuaikan dengan kapasitas besaran kebutuhan dan jika diproduksi dalam jumlah banyak bisa lebih murah.
Dengan mengeringkan gabah menggunakan alat rekayasa tersebut dapat memberikan banyak keuntungan bagi petani, baik dari waktu pengeringan yang lebih singkat dan tidak tergantung pada cuaca serta dapat mengurangi penyusutan gabah dalam proses pengeringan yang biasanya menggunakan sinar matahari yang rentan dengan ganguan hewan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Timur, Hormansyah, sambut baik alat pengering gabah yang diciptakan Balitbang. Dikatakan, teknologi ini sangat tepat untuk dikembangkan di Kutai Timur mengingat kesulitan petani paska panen pada proses pengeringan, terutama pada saat panen ketika musim penghujan. Selama ini hasil produksi tergantung pada pengeringan manual di bawah sinar matahari, sehingga sebanyak apapun hasil panen saat musim hujan akan menurunkan produksi dan kualitas panen tersebut.
Pihaknya akan bekerjasama dengan Balitbang untuk memproduksi alat pengeringan tersebut. Alat teknologi rekayasa pengering ini bakal diletakkan pada titik-titik sentral produksi seperti kecamatan Kongbeng Desa Miau Baru, Kaubun, Karangan, Kaliroang dan Long Masangat. Pengadaan teknologi alat rekayasa pengering gabah tersebut akan diprioritaskan pada tahun depan.