“Dengan adanya irigasi (tersier) ini para petani yang berjumlah 20 orang telah terbantu dalam mengembangkan sawahnya,” kata Sumunaringtias.
Merdeka.com, Kutai Timur - Keberadaan irigasi tersier di desa Mukti Jaya, kecamatan yang dibangun pemerintah melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kutim ini, memberikan dampak positif bagi petani setempat. Sebab, melalui irigasi, aliran air menjadi terjaga untuk kebutuhan tanaman padi mereka.
Meski panjang irigasi itu 150 meter, namun dampak yang dirasakan petani sangat positif. Kelompok tani (poktan) Wahana Sri Rezeki, desa Mukti Jaya sudah merasakannya. Idealnya, irigasi yang dibutuhkan masyarakat sekitar 600 meter.
“Dengan adanya irigasi (tersier) ini para petani yang berjumlah 20 orang telah terbantu (mengembangkan sawahnya). Namun warga berharap panjang irigasi dapat ditambah lagi agar hasil pertanian bisa lebih maksimal karena mengalir ke lahan yang lebih luas,” jelas Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Sumunaringtias Peratiwi belum lama ini.
Idealnya, sambungnya, dibutuhkan irigasi dengan total panjang 600 meter guna mengairi sawah seluas kurang lebih 23 hektare. Adanya irigasi memberi dampak positif terhadap hasil pertanian, karena sawah untuk menanam padi selalu dalam keadaan cukup air. Untuk itu warga yang tergabung dalam Poktan Wahana Sri Rezeki merasa sangat bersyukur atas pembangunan irigasi tersier sepanjang 150 meter tersebut.
Camat Rantau Pulung Poniso Suryo Renggono menjelaskan Pemerintah Kecamatan terus mendukung apa yang menjadi kebutuhan warga termasuk para petani. Tindak lanjut terus dilakukan hingga melakukan perecanaan pembangunan bendungan yang nanti berfungsi mengatur tata guna air di lima desa.
“Tentang pembangunan jaringan irigasi itu, Pemerintah Kecamatan dukung semua. Bahkan untuk irigasi, Kecamatan Rantau Pulung telah merencanakan pembangunan bendungan yang berlokasi di Desa Tanjung Labu dari APBD Provinsi (Kaltim) yang sudah melalui studi kelayakan mulai tahun 2014, 2015 dan 2016,” jelasnya.
Bendungan ini nantinya akan mengatur tata guna air ke lima Desa yaitu Tajung Labu, Mukti Jaya, Rantau Makmur, Kebun Agung hingga Margomulyo,” ungkap Poniso via pesan singkat.
Djelaskan olehnya dukungan Pemkab Kutim terhadap aspek argibisnis dan agroindustri memang tengah gencar dilakukan. Mengingat kabupaten pemekaran Kutai ini ingin mengalihkan ketergantungannya dari energy fosil pada sumber daya alam yang terbarukan. Yakni pertanian dalam arti luas untuk peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.