“Selain menghormati pahlawan, sekarang kita memperjuangkan cita-cita yang belum terselesaikan,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Apel kehormatan dan renungan suci menjelang pelaksanaan upacara detik-detik Proklamasi yang digelar di kawasan Pantai Kenyamukan, Sangatta Utara, Kutai Timur pada Kamis (17/8) dinihari, diiringi hujan gerimis. Meski demikian kegiatan tersebut berlangsung lancar dan sukses.
Renungan suci itu dipimpin langsung Bupati Kutim Ismunandar selaku inspektur upacara. Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Sekretaris Kabupaten (Seskab) Irawansyah, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD). Di barisan peserta apel ada perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pelajar, dan organsisasi kepemudaan dan komunitas.
Bupati Ismunandar mengatakan, apel kehormatan dan renungan suci merupakan salah satu cara menghormati arwah jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan.
“Selain memaknai, mengormati jasa pahlawan, bagaimana kita pada masa sekarang memperjuangkan cita-cita yang belum terselesaikan,” kata Bupati Ismunandar.
Pada acara tersebut semakin terasa ketika seluruh cahaya dipadamkan. Angin semilir yang ada di kawasan pantai menambah suasana semakin terasa dan melaksanakan rasa syukur atas kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia. Kemudian bupati selaku inspektur upacara membacakan naskah apel kehormatan dan renungan suci.
Naskah itu berbunyi : “Kami bersumpah dan berjanji perjuangan saudara-saudara adalah perjuangan kami pula dan jalan kebaktian yang saudara-saudara tempuh, adalah jalan bagi kami juga. Kami berdoa semoga arwah saudara-saudara diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa serta mendapat tempat yang sewajarnya”.
Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Mulyan Budiarta selaku Ketua Panitia Pelaksana apel dimaksud menjelaskan renungan suci kali ini sengaja memilih Pantai Kenyamukan. Selain dapat menampung peserta cukup banyak, juga karena di Kutim tidak punya Taman Makam Pahlawan.
“Walau begitu tetap tidak mengurangi rasa hormat untuk mengenang jasa para pahlawan. Baik itu dari militer, polisi, warga sipil dan pahlwan tanpa tanda jasa lainnya. Karena kita tidak punya Taman Makam Pahlawan maka kita rayakan di (tepi) laut,” jelas Danlanal.
Selain itu apel kehormatan dan renungan suci juga membangkitkan rasa syukur. Terlebih peserta apel merupakan para pemuda. Setidaknya bisa menimbulkan rasa nasionalisme sejak dini.
Wabup Kasmidi Bulang menambahkan, zaman sekarang perjuangan tidak seperti para pahlawan dulu yang harus berjuang berdarah-darah. Membangun negara atas dasar perjuangan, pengorbanan. Generasi kini wajib melanjutkan perjuangan itu dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
“Tugas kita kini membangun dan mengawal cita-cita perjuang agar tercapai masyarakat yang sejahtera, makmur, tenteram,” kata Kasmidi.