1. KUTAI TIMUR
  2. SENI BUDAYA

Puisi penggugah kalbu warnai apel ikrar kebangsaan nusantara bersatu

"Seluruh puisi yang dibacakan seolah-olah menjadi magnet yang merekatkan perasaan satu jiwa untuk satu Indonesia".

Salah seorang perwakilan pelajar ketika membacakan puisi pada acara apel ikrar nusantara bersatu, Rabu (30/11/2016) lalu. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Minggu, 04 Desember 2016 13:21

Merdeka.com, Kutai Timur - Apel ikrar nusantara bersatu yang digelar di halaman kantor bupati, Rabu (30/11/2016) lalu, penuh gegap gempita. Seluruh peserta sangat bersemangat, dengan ikat pita merah putih di kepalanya masing-masing.

Suasana semakin tambah ramai dan semangat, ketika tiba dibacakan orasi dan pembacaan puisi dari sejumlah perwakilan peserta apel. Bait puisi indah yang dibacakan penuh ekspresi itu disuguhkan oleh lima perwakilan elemen masyarakat.

Yakni oleh Maratus Tsani Jamilah dari SD 011 Sangatta Utara yang membacakan puisi berjudul “Pahlawanku” karya Reza Hidayat dilanjutkan dengan lagu Bagimu Negeri. Dilanjutkan puisi dari Lady Caten Karenda siswi SMP 1 Sangatta Utara dengan puisi berjudul “Karena Pahlawanku” karya Rayhadi disambung dengan menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Puisi dari Nur Azizah asal SMA 2 Sangatta Utara, berjudul “Indonesiaku” karya Rubito dengan penutup lagu Rayuan Pulau Kelapa.

Selain itu juga ada puisi yang dibacakan Megawati dari STIE Nusantara berjudul “Jiwa-Jiwa Yang Gugur” dilanjutkan menyanyikan lagu Garuda Pancasila serta puisi yang dibacakan oleh Hj Hanasiah berjudul “Indonesia Bersinar” dan diakhiri dengna lagu “Berkibarlah Benderaku”.

Seluruh puisi yang dibacakan seolah-olah menjadi magnet yang merekatkan perasaan satu jiwa untuk satu Indonesia. Hal ini menambah semangat peserta untuk tetap menjaga persatuan bangsa dan bertekat menjaga NKRI.

"Oh pahlawanku, bagaimana ku bisa membalas jasa-jasamu yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi," bunyi petikan puisi Pahlawanku yang dibacakan oleh oleh Maratus Tsani Jamilah.

“Karenamu Pahlawanku sekarang aku bisa hidup tenang tanpa kerja rodi romusa tanpa jerit takut rakyat tertembak,” kata Lady Caten Karenda membacakan puisi berjudul Karenamu Pahlawanku.

“Kala ku dengar ada yang mencibirmu, kala ku dengar ada yang hendak mengoyakmu, mendidih darah merah ini, tak kan ku biarkan seorangpun mengganggumu Indonesiaku, Kau kan ku bela selalu," petikan puisi berjudul Indonesiaku yang dibacakan Nur Azizah.

“Jiwa jiwa yang gugur, mereka gugur untuk satu nama, mereka berkorban untuk satu nama, mereka menangis untuk satu nama, Indonesia, Indonesia!" sebut Megawati sesuai puisi karya Rayhandi berjudul Jiwa Jiwa Yang Gugur.

"Bangkitlah generasiku menjadi teranglah, sinari negerimu Indonesia tercinta mulai dari keluarga, membangun karakter bangsa indonesia" kata Hanasiah membacakan puisi Indonesiaku Bersinar.

Sebelum pembacaan puisi berlangsung, acara dimulai dengan orasi kebangsaan dari Bupati Kutim Ismunandar, perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama. Hingga pembacaan ikrar oleh Ketua DPRD Kutim Mahyunadi yang diikuti oleh seluruh masyarakat yang hadir dan dilanjutkan dengan penandatanganan ikrar.

Acara ditutup dengan pembacaan doa bersama yang diwakili dari masing-masing agama. Yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Pembacaan puisi tidak hanya disaksikan oleh peserta apel dan Bupati Kutim, namun juga Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, Dandim 0909 Sangatta Letkol Inf Setyo Wibowo, Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Mulyan Budiarta, Kapolres Kutim AKBP Rino Eko Cahyaning, para Asisten, sejumlah Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), serta personel TNI Polri, pihak swasta, pelajar, PNS dilingkup Pemkab Kutim.

(AJ/AJ)
  1. Info Kutai Timur
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA