1. KUTAI TIMUR
  2. PROFIL

Isikomah, raih nilai cum laude di Stiper

"Kita harus perbaiki demi menciptakan pencapaian kemandirian pangan di Kutim,” jelas Istikomah.

Mahasiswa Stiper yang ikut wisuda pada awal September lalu. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Selasa, 06 September 2016 09:08

Merdeka.com, Kutai Timur - Kamis (1/9) lalu, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Kutai Timur mewisuda mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya di sekolah tinggi tersebut. Dari ratusan mahasiswa, satu diantaranya adalah Istikomah.

Wanita yang satu ini memiliki predikat cum laude, lantaran meraih nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hampir sempurna, yakni 3,97. Fantastis memang, lantaran ia menempuh pendidikannya 3 tahun 11 bulan.

Saat wisuda, wanita kelahiran Tulung Agung, 23 Oktober 1982 ini, sangat bergembira. Senyum di bibirnya selalu mengembang, ketika disapa rekan-rekan seangkatannya maupun yang lain serta keluarganya.

Dengan masa studi 3 tahun 11 bulan, Istikomah merasa sangat bersyukur dengan pencapaian yang didapatkan. “Alhamdulillah perasaan saya sangat senang, tapi masih banyak yang belum saya dapatkan, dan ke depannya tantangan pasti akan lebih berat,” ujarnya.

Salah satu tantangan yang akan diterjang Istikomah, adalah mengejar cita-cita membangun kemandirian pangan di Indonesia, khususnya di Kutai Timur. Dia berharap, Kutai Timur akan lebih baik lagi dalam pencapaian kemandirian pangan. "Saya akan mengabdikan diri dengan ilmu yang saya miliki, untuk kemajuan kemandirian pangan di Kutim," katanya.

Sebagai sarjana sektor pertanian yang menjadi tulang punggung kemandirian pangan, Istiqomah menilai, mimpi ketahanan pangan harus dimulai dengan peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Apalagi, kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat saat ini, yang menganggap profesi petani lebih rendah dibanding pekerjaan lainnya. Sehingga, banyak petani yang beralih profesi.

“Sekarang ini masih sangat kurang, terutama tenaga kerja di bidang pertanian, karena generasi muda lebih memilih profesi  ke bidang tenaga kerja pertambangan. Pola pikir seperti ini yang harus kita perbaiki demi menciptakan pencapaian kemandirian pangan di Kutim,” jelas Istikomah.

 

(AJ/AJ)
  1. Info Kutai Timur
  2. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA