“Ini menjadi modal bagi kita untuk melakukan pembinaan olahraga di daerah ke depan,” kata Muhidin.
Merdeka.com, Kutai Timur - Pekan Olahraga Pelajar Provinsi Kaltim ke-14 yang dipusatkan di kota Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara, sudah berakhir Selasa (6/9) lalu. Kutim yang menjadi salah satu peserta perhelatan akbar pesta olahraga pelajar itu, mampu menduduki peringkat ke-4.
Prestasi pelajar di bidang olahraga ini menjadi salah satu ujicoba pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) yang dijadwalkan tahun 2018 mendatang di Kutim. Pelajar yang memiliki prestasi di cabang olahraga tertentu, akan dibina sedemikian rupa untuk memperkuat Kutim dalam menghadapi Porprov mendatang.
“Ini menjadi modal bagi kita untuk melakukan pembinaan olahraga di daerah. Kita minta kepada seluruh pengurus cabang olahraga (Cabor) yang ada melirik pelajar guna mempersiapkan Porprov tahun 2018 nanti,” kata Muhidin, Kasie Pembibitan Disporapar Kutim yang ikut mendampingi atlet Porpop di Tenggarong.
Dia mengaku bersyukur, lantaran kalangan pelajar Kutim memiliki prestasi di bidang olahraga yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dijelaskan, perolehan peringkat keempat kali ini, merupakan peningkatan luar biasa dibanding Porpop sebelumnya di Bontang, Kutim menempati peringkat Sembilan.
Kutai Kartanegara selaku tuan rumah meraih peringkat pertama, disusul Samarinda sebagai runer up dan Balikpapan di tempat ketiga.
Selama pelaksanaan Porpov tahun 2016 ini, Kutim mengumpulkan 15 medali emas, 11 perak, dan 25 perunggu dari 22 cabang olahraga (cabor) yang diperlombakan.
Yang juga membanggakan tim sepakbola pelajar Kutim mampu menjadi finalis di ajang perhelatan olahraga pelajar tersebut. Cabang bergensi ini, Kutim kalah melawan tim tuan rumah, Kukar, dengan skor 0-2.
Kekalahan tersebut terbilang sangat mengejutkan, karena saat penyisihan grup, Kutim menekuk tim tuan rumah Kukar, dengan skor telak 3-0.
Manajer tim Sepakbola Kutim, Hadri Nirwan menjelaskan, kekalahan Kutim disebabkan sejumlah pemain terserang sakit dan cedera, saat menghadapi laga final.
“Anak-anak kurang maksimal di final, karena kiper utama kita tiba-tiba sakit demam, dan dua pemain andalan kita juga tidak dapat tampil karena cedera,” katanya.
Meski demikian, dia mengaku bangga lantaran anak-anak bermain sportif dan maksimal. Walaupun didera cidera beberapa pemain, namun masih memberikan perlawanan saat berada di lapangan. Ke depan diharapkan akan menjadi lebih baik lagi.