1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Kutim kembangkan pengolahan air dengan biji kelor dan jarak

"Masyarakat di desa-desa yang dikembangkan teknologi pengolahan air berish ini, tinggal menanam pohon kelor atau jarak," kata Irawansyah.

Biji jarak yang bisa dikembangkan untuk menjernihkan air dan menghilangkan keasaman tanah. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Rabu, 07 September 2016 09:10

Merdeka.com, Kutai Timur - Terobosan yang dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Kutai Timur, yakni teknologi penjernih air tanah menggunakan buah biji kelor atau jarak, bakal dikembangkan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur ke depan, terutama di desa-desa yang masih kekurangan air bersih.

Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kutim Irawansyah usai mengikuti pemaparan Tim Peneliti Stiper Sangatta, terkait pengelolaan air bersih di Embung Desa Benua Baru Ulu Kecamatan Sangkulirang, pihaknya sangat tertarik untuk mengembangkannya di desa-desa di Kutai Timur. Sebab, teknologinya sangat sederhana dan hasilnya cukup memuaskan.

Dikatakan Irawansyah, apa yang dilakukan pihak Stiper Sangatta sejalan dengan program pemerintah Kutim dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di desa. Sehingga pemerintah Kutim sangat mendukung sekali penemuan teknologi ini untuk dikembangkan lebih banyak lagi di desa-desa. Terlebih pengolahan air bersih menggunakan biji kelor ini merupakan pertama kali di Kutim dan berpotensi untuk dikembangkan di desa-desa lainnya di Kutim.

Mantan Sekretaris DPRD Kutim ini lebih lanjut mengatakan, meski tahap awal pemerintah harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp 117 juta untuk membiayai pembangunan instalasi pengelolaan air bersih ini, hal tersebut memiliki jangka waktu lama. Setelah investasi awal, proses selanjutnya tidak akan membutuhkan biaya tambahan lagi selama operasionalnya.

"Masyarakat di desa-desa yang dikembangkan teknologi pengolahan air berish ini, tinggal menanam pohon kelor atau jarak. Selama setahun menanam pohon jarak atau kelor, sudah bisa menghasilkan biji jarak yang digunakan sebagai penjernih air," kata Irawansyah.

Sebagai pilot projek, air di kawasan Embung Desa Benua Baru Ulu, kecamatan Sangkulirang dimanfaatkan Stiper dalam penelitian pengolahan air bersih dengan biji jarak. Sedangkan pemerintah Kutim tinggal melakukan pipanisasi air bersih ke rumah-rumah warga di desa Benua Baru Ulu yang berjumlah 200 KK (Kepala Keluarga).

Baca juga : Stiper Kutai Timur temukan teknologi alami pengolah air tanah


Diharapkan, pengolahan air bersih berbasis masyarakat dengan menggunakan biji kelor ini, ke depannya bisa dialokasikan melalui anggaran program desa membangun Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar per desa. Sehingga tidak hanya di desa Benua Baru Ulu saja yang akan diterapkan sistem pengolahan air bersih menggunakan biji kelor ini, tetapi bisa di beberapa desa lain, seperti di kecamatan Teluk Pandan dan Kaubun.

"Jika kebutuhan air bersih masyarakat desa sudah bisa diatasi dengan teknologi sederhana dan bisa dilakukan masyarakat sendiri, tentunya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempar. Hal ini akan meningkatkan kesehatan masyarakat di masa mendatang," tambah mantan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kutim ini.


(AJ/AJ)
  1. Info Kutai Timur
  2. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA