"Pencatatan rekor MURI di Kutim bukan kali pertama, sudah beberapa kali Kutim mencatatkan rekor MURI," kata Widiyawati.
Merdeka.com, Kutai Timur - Bakar jagung dengan peserta terbanyak yang tercatat sebagai rekor MURI sdan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Kutai Timur, menjadi salah satu yang membanggakan. Bukan saja masyarakat daerah ini, tapi juga menjadi kenangan tim manajemen MURI yang datang ke Kutai Timur.
Alasannya menurut Eksekutif Manager Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Sri Widiyawati, pencatatan rekor di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bukan hanya kali ini saja. Sebelumnya, Kutai Timur pernah beberapa kali mencatatkan rekor MURI di berbagai bidang.
Kemudian Sri Widiyawati mengaku hal ini merupakan kenangan dirinya bersama tim manajemen rekor MURI untuk bernostalgia saat dayang ke Kutim, meski acaranya berbeda-beda. Sebab beberapa tahun lalu MURI pernah datang dan mencatat rekor yang hingga kini masih dikenangnya. Dia berharap, catatan rekor MURI ini menjadi inspirasi bagi semua masyarakat untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara ini ke depan.
"Pencatatan rekor MURI di Kutim bukan kali pertama. Pada 27 Januari 2003 MURI telah mencatat rekor Kutim sebagai Pemkab yang tercepat dalam memberikan izin investasi. Lalu 11 Oktober 2003 rekor membakar ikan terpanjang, sepanjang 500 meter di Pantai Teluk Lombok,” katanya.
Tidak hanya itu rekor penanaman pohon trembesi oleh perempuan terbanyak pada 28 Mei 2013 dengan peserta perempuan 4.200 serta. Kemudian menyumpit dengan peserta terbanyak juga menjadi catatan rekor di MURI. Hingga akhirnya paling baru bertepatan dengan HUT ke 17 Kutim yang jatuh pada 12 Oktober 2016, MURI kembali mencatat rekor bakar jagung dengan peserta terbanyak yaitu 5000 orang di Folder jalan Ilham Maulana, Sangatta Utara.
"Pada 12 Oktober (2016) ini, MURI kembali berkesempatan hadir di Kutim bertepatan dengan HUT Kabupaten. Kami segenap manajemen mengucapkan selamat ulang tahun, semoga Kutim semakin jaya, sukses dan masyarakatnya semakin sejahtera," kata Sri mendoakan.
Sedikit mengulas, MURI dibentuk pada tahun 1990 silam oleh Jaya Suprana dengan tujuan menghimpun data dan menganugerahkan penghargaan terhadap prestasi superlatif, karsa dan karya yang diciptakan putra dan putri Indonesia demi menegakkan pilar-pilar kebangsaan nasional. Serta mengajak semua pihak untuk mau dan mampu menghargai prestasi yang diciptakan oleh bangsanya sendiri.
Sri Widiyati mengatakan, hingga kini sudah lebih dari 7600 rekor yang telah diabadikan di MURI. Dengan tujuan memberikan inspirasi dan menggugah semangat juang putra putri Indonesia untuk selalu berkarya di bidangnya masing-masing.