“Prestasi yang dicapai oleh Agus patut dicontoh seluruh masyarakat Kutim, khususnya bagi para pengemudi kendaraan bermotor,” kata Ismunandar.
Merdeka.com, Kutai Timur - Setelah menempatkan Agus Kristianto meraih predikat kedua nasional sebagai sopir teladan atau Abdiyasa teladan, Asosiasi Travel Sangatta (ATS) dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Kamis (10/11) kemarin menggelar syukuran. Acara itu juga langsung dihadiri Bupati Ismunandar, Wabup Kasmidi Bulang dan sejumlah pejabat, selain Agus Kristiyanto sendiri.
Perjuangan Agus untuk meraih predikat Abdiyasa teladan nasional kedua cukup panjang dan perlu perjuangan yang berat. Sebab, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional, persaingannya cukup ketat. Terlebih di Jakarta, pesaingnya cukup banyak.
Atas prestasi yang diperoleh Agus Kristiyanto itu, Bupati Ismunandar mengapresiasi dengan baik. Menurutnya, warga Kutim yang berhasil meraih predikat terbaik kedua se-Indonesia di bidang Abdiyasa teladan atau sopir teladan tahun 2016 dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, perlu dicontoh oleh sopir yang lainnya.
Pernyataan itu disampaikan orang nomor satu di Kutim, ketika menghadiri syukuran di Rumah Makan Kuwali, jalan Dayung, Sangatta Utara. “Prestasi yang dicapai oleh Agus patut dicontoh oleh seluruh masyarakat Kutim, khususnya bagi para pengemudi kendaraan bermotor,” kata Ismu.
Karena dengan menjadi pengemudi teladan, artinya setiap warga turut andil membantu pemerintah dalam menciptakan budaya tertib lalu lintas di jalan raya. Menurut orang nomor satu di Pemkab Kutim ini, dengan terciptanya ketertiban berlalu lintas maka secara tidak langsung akan mengurangi resiko kematian akibat kecelakaan di jalan raya. Sekaligus menjadikan seluruh jalan didaerah ini menjadi tertib dan teratur.
Acara syukuran hari itu juga dihadiri Wabup Kasmidi Bulang, Kadishub Kominfo Johansyah Ibrahim, aparat kepolisian dari Polres Kutim, tokoh masyarakat serta para sopir-sopir teladan tingkat Kabupaten Kutim.
Seperti diketahui, sebelumnya Agus Kristianto berhasil meraih predikat terbaik kedua se-Indonesia di bidang Abdiyasa teladan atau sopir teladan tahun 2016 dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Rencanaya piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Desember nanti.
Meski tinggal di daerah seperti di Sangatta, Agus Kristianto, mampu membuktikan bahwa orang daerah bisa juga berprestasi mengalahkan warga dari kota. Juara pertama bidang ini diraih sopir dari perusahaan taxi terkenal di ibukota Jakarta. Sebelum meraih penghargaan, perjalanan Agus menuju runer up teladan harus melalui sejumlah tahapan seleksi. Mulai tingkat Kabupaten yang digelar di Hotel Royal Victoria, Sangatta, kemudian tingkat Provinsi dan di tingkat Nasional. Waktu itu, ia bergabung dengan perwakilan sopir dari 28 Provinsi di Indonesia lainnya dan dikumpulkan di Bogor, Jawa Barat.
Agus Kristianto, yang sebelumnya tak dikenal masyarakat Kutim, kini namanya mulai banyak diperbincangkan masyarakat. Terutama pengguna kendaraan umum atau travel jurusan Sangatta – Balikpapan dan sebaliknya.
Pasalnya, pria kelahiran Semarang ini, beberapa waktu lalu meraih predikat terbaik kedua se-Indonesia di bidang Abdiyasa teladan atau sopir teladan tahun 2016 dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Karena keberhasilannya itu, Agus ingin mengajak dan menularkan pengalamannya dengan rekan driver dalam Refreshing Training. Refreshing training adalah pelatihan yang bertujuan memberikan penyegaran informasi tentang pekerjaan yang sudah dimiliki oleh karyawan sebelumnya.
Menurutnya, nilai positif dari dia pribadi adalah mengedepankan attitude atau akhlaq dalam berkendara. Kalau berkendara yang baik sudah barang tentu semua sudah memahami. Namun itu perlu dikembangkan bersama, agar tidak terjadi kecelakaan di jalan raya.
Khusus untuk attitude berkendara tercermin dalam menjaga emosi. Contohnya saat disalip dengan kendaraan lain, apalagi yang ugal-ugalan, sikap atau cara menghadapinya adalah dengan rendah diri dan bersabar.
“Kemudian jika ada pengendara lain dari arah berlawanan mengambil median jalan atau jalur, maka alangkah baiknya kita saja yang mengalah. Empati menghargai pengedara lain guna menghindari kecelakaan, dengan berpikir mungkin saja si pengedara tersebut terburu-buru untuk keperluan suatu hal atau urusan yang penting,” pungkas Agus.