“Jika ada pengendara lain dari arah berlawanan mengambil median jalan atau jalur, alangkah baiknya kita mengalah,” kata Agus.
Merdeka.com, Kutai Timur - Agus Kristianto, yang sebelumnya tak dikenal masyarakat Kutim, kini namanya mulai banyak diperbincangkan masyarakat. Terutama pengguna kendaraan umum atau travel jurusan Sangatta – Balikpapan dan sebaliknya.
Pasalnya, pria kelahiran Semarang ini, beberapa waktu lalu meraih predikat terbaik kedua se-Indonesia di bidang Abdiyasa teladan atau sopir teladan tahun 2016 dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menurut rencana, piagam penghargaan ini akan diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di istana Negara, Desember nanti.
Meski tinggal di daerah seperti di Sangatta, Agus Kristianto, mampu membuktikan bahwa orang daerah tak harus kalah dengan orang kota. Sedangkan juara pertama diraih sopir dari perusahaan taxi terkenal di ibukota Jakarta.
Sebelum meraih penghargaan, perjalanan Agus menuju runer up teladan harus melalui sejumlah tahapan seleksi. Mulai tingkat Kabupaten yang digelar di Hotel Royal Victoria, Sangatta, kemudian tingkat Provinsi dan di tingkat Nasional. Waktu itu, ia bergabung dengan perwakilan sopir dari 28 Provinsi di Indonesia lainnya dan dikumpulkan di Bogor, Jawa Barat.
Karena keberhasilannya itu, Agus ingin mengajak dan menularkan pengalamannya dengan rekan driver dalam Refreshing Training. Refreshing training adalah pelatihan yang bertujuan memberikan penyegaran informasi tentang pekerjaan yang sudah dimiliki oleh karyawan sebelumnya.
Tidak hanya sampai di situ, usai meraih penghargaan ini rencananya dia akan mengajak rekan sopir di wilayah Kutim, khususnya Sangatta, untuk dapat terlibat dalam sebuah wadah untuk bertukar pengalaman dan berbagi ilmu pengetahuan terkait berkendaraan yang baik. Agar program dimaksud sukses, dia berharap ada kerjasama dan keterlibatan instansi lain. Diantaranya Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dihub Kominfo) seta kepolisian agar refreshing training dapat terselenggara. Karena menurutnya kegiatan tersebut berpotensi sebagai upaya perbaikan etika dan kemampuan mengemudi, khususnya pengemudi kendaraan umum.
Pria kelahiran Semarang 25 Desember 1976 ini menambahkan bahwa attitude berkendaraan merupakan satu cara agar terhindar dari kecelakaan di jalan raya. Hal itu juga yang menjadi modalnya meraih juara dalam ajang kompetisi sopir teladan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, nilai positif dari dia pribadi adalah mengedepankan attitude atau akhlaq dalam berkendara. Kalau berkendara yang baik sudah barang tentu semua sudah memahami. Namun itu perlu dikembangkan bersama, agar tidak terjadi kecelakaan di jalan raya.
Khusus untuk attitude berkendara tercermin dalam menjaga emosi. Contohnya saat disalip dengan kendaraan lain, apalagi yang ungal-ugalan, sikap atau cara menghadapinya adalah dengan rendah diri dan bersabar.
“Kemudian jika ada pengendara lain dari arah berlawanan mengambil median jalan atau jalur, maka alangkah baiknya kita saja yang mengalah. Empati menghargai pengedara lain guna menghindari kecelakaan, dengan berpikir mungkin saja si pengedara tersebut terburu-buru untuk keperluan suatu hal atau urusan yang penting,” pungkas Agus.