"Dulu sewaktu awal pemekaran kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang melintasi jalan ini sangat sedikit," kata Ismu.
Merdeka.com, Kutai Timur - Bupati Kutai Timur Ismunandar tengah menggenjot pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah pembangunan underpass CH 14000 di desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Selasa, (1/11). Diharapkan dengan adanya pembangunan ini dapat memperlancar distribusi barang dan jasa.
Ismu fokus pada progam Gerbang Desa Madu (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Terpadu). Dengan semakin baiknya infrastruktur jalan diyakini berimbas pada pemerataan pembangunan yang lebih luas bukan hanya di kota tapi juga sampai ke desa-desa.
Bupati Ismunandar memberikan apresiasi pada PT KPC, Dharma Henwa dan Wika yang sudah berkontribusi menyelesaikan pembangunan Underpass CH 14000. Penyelesaian jalan ini bertujuan meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas selain mempermudah jalur angkut batubara.
"Kami sangat senang melihat proyek (underpass) ini bisa selesai dan nanti digunakan untuk lalu lintas umum. Dulu sewaktu awal pemekaran kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang melintasi jalan ini sangat sedikit, paling truk pengangkut kayu. Namun seiring masuknya investasi perkebunan aktivitas masyarakat semakin meningkat. Sehingga jalur ini rawan kecelakan, jadi dengan hadirnya underpass ini bisa memperlancar distribusi barang dan jasa dan lalu lintas masyarakat di sekitarnya,” jelas Ismunandar.
Ismu mengajak seluruh jajaran perusahaan yang ada di wilayah ini untuk mau berkontribusi dalam meningkatkan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bukan hanya jalan, tapi juga sarana air bersih dan listrik. Ismu mengatakan bahwa pemerintah punya keterbatasan dalam memenuhi semua itu. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan pihak swasta dalam meningkatkan akselerasi pembangunan di Kutim. Dia berharap jalan yang sudah dibangun dapat memberikan manfaat untuk peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar perusahaan dan Kutim pada umumnya.
Sebelumnya, Abdul Azis selaku Kepala Pelaksana Proyek Underpass CH 14000 dalam laporannya menjelaskan bahwa pembangunannya menelan biaya 2,95 juta US Dollar setara Rp 39,825 milliar (kurs 1 USD = Rp 13.500). Jembatan tersebut memiliki panjang 14 meter dan lebar 7,5 meter. Pembangunannya berjalan beberapa bulan sejak Maret lalu.
“Total tenaga kerja selama pembangunan 95 orang, dari lokal Bengalon 41 orang dengan jumlah jam kerja 90.760 jam tanpa ada kecelakan. (Perusahaan) Dharma Henwa khusus (menangani) pekerjaan tanah, sedangkan PT Wika melaksanakan underpass construction. Jembatan ini bisa bertahan baik 30 tahun, jika digunakan dalam keadaan normal. Artinya kapasitas kendaraan yang lewat sesuai dengan beban konstruksi yang disarankan,” jelas Azis.
Turut hadir dalam peresmian tersebut Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Asisten Kesra Sekkab Mugeni, Managemen PT KPC, Dharma Henwa, PT Wika, Camat Bengalon Rudy Baswan dan undangan lainnya.