1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Agar stabil, distributor diharapkan tangkal disparitas

"Pendistribusian barang sembako dari kota ke desa harus terus dipantau oleh distributor," kata Edward.

Laporan distributor. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Kamis, 18 Mei 2017 14:54

Merdeka.com, Kutai Timur - Peran aktif para distributor kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) kepada pemerintah menjadi salah satu kunci, untuk mengetahui sekaligus memantau ketersediaan serta menstabilkan harga bahan pokok di pasaran.

Untuk itu melalui rapat koordinasi kelancaran jalur distribusi, harga, stock bahan kebutuhan pokok dan barang strategi menjelang puasa dan lebaran Idul Fitri, Idul Adha 1438 H serta rakor persiapan gerai maritim tahun 2017, para distributor besar sembako di Kutim diminta aktif melaporkan stock dan harga sembako.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) M Edward Azran mengatakan hal tersebut penting dilakukan untuk bisa menjaga kestabilan harga sembako. Khususnya jelang bulan puasa ramadhan dan lebaran 2017.

Saat rakor di Ruang Damar, Gedung Serba Guna, Bukit Pelangi Sangatta, para distributor sembako secara bergantian melaporkan stock dan harga barang kepada pimpinan rapat. Intinya semua sembako yang ada di pasaran saat ini masih cukup dengan harga stabil.

"Pendistribusian barang sembako dari kota ke desa harus terus dipantau oleh distributor. Sekaligus melaporkan ketersediaan stocknya kepada Disperindag secara berkala," ujar Edward.

Mantan Asisten Administrasi Setkab Kutim ini menjelaskan kendali pengawasan dan pendistribusian sembako memerlukan bantuan semua pihak, termasuk masyarakat. Guna membantu melakukan pemantauan terhadap ketersedian barang di lapangan hingga ke tingkat desa.

Sesuai laporan para distributor sembako harga barang yang beredar di Pasar Sangatta Utara dan Sangatta Selatan selama April lalu masih dalam taraf stabil. Di daftar harga eceran tertinggi (HET) tertera harga minyak goreng kemasan ukuran 620 mililiter Rp 16.000, beras medium Rp 18.000 per kilogram, lalu gula pasir Rp 14.000 per kilogram, cabe merah keriting Rp 30.000 per kilogram.

Kemudian daging sapi di harga Rp 125.000 per kilogram, daging ayam boiler Rp 38.000 per kilogram, telur ayam kampung Rp 70.000 per piring, bawang merah Rp 32.000 per kilogram. Bawang putih mengalami kenaikan, yang awalnya Rp 38.000 per kilogram kini menjadi Rp 45.000 per kilogram, sementara cabai biasa mengalami penurunan dari Rp 65.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Dian Perdana dari distributor Pulau Mas Sangatta Utara melaporkan, untuk menahan atau menimbun barang di tingkat distributor kemungkinan sangat kecil, karena dapat mengakibatkan kerugian. "Harga dan stock barang yang kami punya sekarang terpantau aman, harganya juga relatif stabil. Bahkan ada sejumlah barang mengalami penurunan harga. Cuma untuk gula ada kenaikan, beberapa waktu lalu per-sak-nya di Rp 800.000 kini dilepas Rp 860.000," sebutnya.

Fajar dari Lautan Mas Berlian, Distributor Tabung gas LPG (Liquid Petroleum Gas) menjelaskan, pendistribusian tabung gas kerap mengalami kendala. Kendaraan distribusi biasanya sering rusak akibat medan jalan rusak.

"Stock dipangkalan Samarinda aman baik di sempaja maupun di tanah merah, hanya mobil yang memuat kurang lebih 1.440 selama 6 jam perjalanan itu kerap alami kerusakan akibat jalan rusak," terang Fajar sedikit mengeluh.

Edward di akhir rakor berharap dengan partisipasi aktif para distributor menjaga pasokan sembako hingga ke desa, nantinya tidak terjadi disparitas harga antara desa dan kota.

(MT/MT)
  1. Info Kutai Timur
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA