1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Meski PAD terus alami peningkatan, perlu dilakukan terobosan baru

“Menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Kemudian sistem penetapan pajak dan retribusi daerah berazaskan self assesment,” jelas

Guna memaksimalkan penerimaan daerah, Dispenda Kutim membuka loket pembayaran pajak dan retribusi daerah di kantor Dispenda, kawasan Bukit Pelangi untuk mempermudah wajib pajak. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Selasa, 03 Januari 2017 11:24

Merdeka.com, Kutai Timur - Selama lima tahun sejak 2010 lalu, penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kutim terus mengalami peningkatan. Kendati demikian, pelru terus dilakukan terobosan baru, sehingga penerimaan asli daerah tidak monoton dan memberikan sumbangsih terhadap pembangunan Kutim ke depan.

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) terus berusaha maksimal agar penerimaan PAD meningkat. Salah satunya adalah mensosialisasikan regulasi yang ada, seingga masyarakat memahami mengenai kewajiban wajib pajak yang harus dipenuhinya.

Kepala Dispenda Yulianti melalui Kepala Bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) Musyaffa menjelaskan ada beberapa strategi yang dilakukan pihaknya untuk meningkatkan PAD. Diantaranya adalah intensifikasi penerimaan pajak dan retribusi daerah.

“Menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Kemudian sistem penetapan pajak dan retribusi daerah berazaskan self assesment dan official assesment, serta mengintensifkan penerimaan pendapatan daerah melalui kegiatan penagihan terpadu,” jelas Musyaffa.

Usaha-usaha dimaksud akhirnya menunjukkan peningkatan PAD Kutim dari tahun ke tahun. Pada 2010 target PAD Kutim Rp 66,330 miliar realisasinya mencapai Rp 75,268 miliar, pada 2011 target PAD Rp 54,640 miliar realisasinya Rp 53,198. Berikutnya 2012 target Rp 65,361 miliar realisasinya Rp 65,879 miliar, 2013 ditarget Rp 67,471 miliar realisasinya Rp 80,033 miliar, 2014 target Rp 94,162 miliar realisasi Rp 214,505 miliar. Pada 2015 target PAD Rp 93,026 miliar terealisasi Rp 216,576 miliar.

Musyaffa berharap tren positif ini terus berlanjut demi kelancaran pembiayaan pembangunan di daerah ini. Terlebih saat ini Kutim tengah mengalami masalah krisis dan defisit anggaran. Dia menjelaskan PAD merupakan sumber dana yang harus digali secara optimal untuk menunjang dan menggerakkan roda perekonomian suatu daerah.

Pemerintah daerah harus mulai mengurangi ketergantungan pembiayaan dari pemerintah pusat. Untuk itulah diperlukan strategi jitu yang mampu meningkatan PAD secara optimal. Besar kecilnya PAD mencerminkan kemampuan dan kemandirian suatu daerah. Musyaffa menambahkan bahwa penyelenggaraan roda pemerintahan yang efektif tentu harus ditopang dengan anggaran yang memadai.

Pihaknya terus mengoptimalkan sumber-sumber PAD yang potensial untuk digali guna membiayai pembangunan terutama dari sektor pajak dan retribusi daerah. Yakni restribusi daerah yang saat ini dikelola langsung oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait sebagai leading sektor.

“Ketergantungan dari sektor minyak, gas dan batubara sebagai sumber penerimaan utama daerah perlahan-lahan harus dikurangi dan diimbangi dengan peningkatan di sektor-sektor lain. Misalnya sektor jasa, pariwisata dan hiburan,” ujarnya.

(AJ/AJ)
  1. Info Kutai Timur
  2. INVESTASI DAN KEUANGAN
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA