1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Sektor pertanian jadi perhatian serius Pemkab Kutim

Kutim masih kekurangan kedelai dan jagung. Untuk itu perlu ada fokus bisa memproduksi tanaman ini.

©2017 Merdeka.com Reporter : Muhammad Hasits | Rabu, 10 Mei 2017 15:15

Merdeka.com, Kutai Timur - Hari kedua Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XV/2017 memasuki kegiatan gelar teknologi. Acara meliputi Expo Hortikultura dan Peternakan garapan Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, Minggu (7/5).

Lahan kosong di belakang Stadion Harapan Bangsa Lhoong Raya seluas 10 hektare disulap menjadi lahan percontohan sub optimal (demplot) berbasis bioindustri untuk kemandirian pangan dan energi. Di kluster hortikultura, dipamerkan kebun pertanian siap panen seperti cabai, terong, tomat, melon, sayuran, kopi, pisang, dan semangka. Di area sampel ini panitia membangun tempat informasi peserta, pusat penelitian, fasilitas pertanian, praktek lapangan, dan gazebo peristirahatan.

Bergeser ke arah barat sekitar 200 meter berjalan kaki peserta KTNA akan melihat Expo Nasional Peternakan. Ada sapi berukuran besar jenis brahma asal Australia milik peternak Faisal berasal dari Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Wareeh Banda Aceh dengan berat mencapai 930 Kilogram. Melanjutkan area pameran ternak pengunjung bisa melihat kerbau jantan Simeulue dan kambing boerka yang memiliki daging berkualitas baik.

Staf Ahli Bupati Kutai Timur (Kutim) bidang pembangunan Jumairilsyah saat melakukan kunjungan kerja di area gelaran teknologi mengungkapkan sesuai dengan arahan Bupati Ismunandar dalam misi fokus dan tuntas, mengelola pertanian jangan setengah-setengah. Kutim masih kekurangan kedelai dan jagung. Untuk itu perlu ada fokus bisa memproduksi tanaman ini. Perlu adanya sistem tata niaga harga memadai dalam menjaga rantai makanan tidak kesulitan.

"KTNA Kutim dalam hal ini bisa memikirkan di setiap kecamatan punya sistem efektif mendukung agribisnis. Contohnya bagaimana areal persawahan jangan jadi alih fungsi bisa mengancam keberlangsungan swasembada pangan. Tingkatkan wawasan dan serap ilmunya para petani kita bisa menyerap informasi bermanfaat belajar teknologi pertanian terbaru mencontoh pameran di Aceh, dukungan modal dan pemasaran juga jadi perhatian khusus," katanya.

Saefudin, petani asal Kecamatan Rantau Pulung bercerita pengelolaan tanah dengan dukungan teknologi pertanian. Mereka menggunakan teknik fungsi mulsa yang artinya tanaman pangan menggunakan penutup tanah sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas tanaman budidaya. Mulsa sebuah lapisan bahan yang sengaja diterapkan para petani pada permukaan tanah, dalam menghemat atau solusi menekan biaya perawatan serta memperoleh hasil panen lebih maksimal.

"Sangat baik menerapkan mulsa dan pemilihan bibitnya unggul hasilnya memuaskan. Kutim sudah lama menggunakan mulsa namun masih ada kekurangan yaitu pasokan bibit bernilai tinggi ini masih sulit didapati hal ini menjadi pekerjaan rumah petani dan KTNA Kutim. Di sisi lain teknologi pertanian terbaru bisa diadopsi," ujar petani hortikultura yang sudah menekuji aktivitas bertani selama 20 tahun tersebut.

(MH/MH)
  1. Pertanian
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA