1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Ikuti olimpiade guru, Siti Yulianah raih peringkat 5 nasional

“Prestasi ini melanjutkan tren positif guru Kutim selalu mengharumkan nama daerah,” kata Iman Hidayat.

Siti Yulianti dan rekannya serta didampingi Tri Untiastuti dari Dinas Pendidikan saat mengikuti olimpiades guru di Jakarta dan meraih peringkat lima nasional. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Selasa, 13 Desember 2016 08:27

Merdeka.com, Kutai Timur - Prestasi guru di Kutim tak hanya didominasi para guru yang mengajar di ibukota kabupaten saja. Sebagian di antaranya sudah menyebar di sejumlah kecamatan. Hal ini menunjukkan pemerataan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sudah hampir merata.

Salah satu contohnya, ketika sejumlah guru di Kutim mengikuti lomba olimpiade tingkat nasional di Jakarta. Adalah, Siti Yulianah, guru SMA Negeri 1 Teluk Pandan yang berhasil mencatatkan namanya di peringkat 5 nasional, di ajang Olimpiade Guru Nasional (OGN) 2016. Siti Yulianah berangkat bersama Yuliana yakni guru SMA 1 Sangatta yang berhasil meraih peringkat 14 di OGN mata pelajaran sosiologi.

“Alhamdulillah, salah seorang guru dari Kutim kembali masuk 5 besar nasional ajang OGN. Prestasi ini tidak hanya melanjutkan tren positif guru Kutim selalu mengharumkan nama daerah (Kabupaten Kutim), namun juga menjadi tolok ukur bahwa kapasitas dan kemampuan guru didaerah tidak kalah dengan pendidik di kota-kota yang lebih maju di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pendidikan Iman Hidayat didampingi Kabid Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Nurullah belum lama ini.

Perjuangan Siti Yulianah tidaklah mudah, sebab sebelum berhasil menjadi peringkat 5 nasional di ajang OGN harus lebih dulu lolos seleksi tingkat kabupaten dan provinsi. Mesti mengikuti tes tertulis, presentasi hingga workshop. Seleksi tingkat kabupaten dinilai langsung oleh tim dari Provinsi Kaltim. Peserta tingkat kabupaten dipilih berdasarkan nilai tertinggi uji kompetensi guru (UKG) se-Kutim. Sementara seleksi tingkat provinsi dinilai oleh tim dari pusat. Peserta seleksi OGN harus lolos diatas nilai passing grade setelah menjawab soal yang didistribusikan dari pusat. Sedangkan saat OGN di Jakarta pada 17-20 Oktober 2016, peserta langsung dinilai oleh tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan sebelum berangkat ke Jakarta harus mengikuti tes online tentang keguruan, pedagogic dan professional.

“Dari hasil workshop dipresentasikan ke RPP atau rencana persiapan pembelajaran. Tes yang diikuti benar-benar steril dari pihak lain dan berlangsung tertutup. Bahkan para pendamping dari instansi terkait tidak diperbolehkan menginap, ditempat peserta menginap,” kata Kasi Penghargaan, Perlindungan dan Kesejahteraan Disdikbud Kutim Tri Untiastuti menambahkan.

Untuk OGN tahun 2016 ini setidaknya ada 170 guru yang ikut serta. Ada sebanyak 10 mata pelajaran yang dilombakan. Matematika, fisika, biologi, kimia, ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah, bahasa Indonesia, bahasa Inggris. Setiap mata pelajaran di ikuti 17 peserta dari daerah yang berbeda. Satu guru hanya bisa mengikuti satu mata pelajaran sesuai bidangnya.

(AJ/AJ)
  1. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA