1. KUTAI TIMUR
  2. KOMUNITAS

Peran tokoh agama sangat penting antisipasi untuk redam konflik

“Hal ini harus segera disikapi dan diwaspadai sehingga keamanan dan kerukunan dapat terjaga dengan baik di wilayah Kutim,” kata Abdul Kadir.

Kepala Kemenag Kutim Ambotang ketika memimpin pertemuan antar tokoh agama di ruang rapat kantor Kemenag Kutim yang membahas kerawanan konflik di sejumlah daerah dan mengantisipasi jangan sampai terjadi di Kutim. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 11 Februari 2017 10:18

Merdeka.com, Kutai Timur - Sejumlah aksi unjukrasa yang dilakukan sebagian ormas untuk menolak organisasi massa yang berbasis agama, dinilai meresahkan sebagian warga lainnya. Melihat kondisi seperti itu, sejumlah tokoh agama di Kutim diimbau untuk melakukan antisipasi, jangan sampai terjadi di daerah ini.

Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting, untuk meredam anggotanya. Jangan sampai terjadi konflik antar kelompok di daerah ini, sebab yang rugi justru masyarakat itu sendiri.

“Hal ini harus segera disikapi dan diwaspadai sehingga keamanan dan kerukunan dapat terjaga dengan baik di wilayah Kutim khususnya,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kutai Timur (Kesbangpol Kutim) Abdul Kadir ketika menghadiri rapat pertemuan para tokoh agama yang diprakarsai Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kutim belum lama ini.  

Kadir mengatakan, peran tokoh agama sangat vital dalam menghadapi situasi yang berkembang saat ini. Sebab, jika hal itu dibiarkan maka keamanan dan kerukunan di Kutim pun dapat terganggu seperti di daerah-daerah lainnya di Indonesia. Karena itu, peran pemuka dan tokoh masing-masing agama dapat mendinginkan situasi konflik. Terutama terkait potensi saja yang terjadi yang dapat memecah belah persatuan serta kesatuan Indonesia, khususnya di Kutim.

“Masalah suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) memang sangat rentan mengganggu ketidak stabilan keamanan. Kita berdiri bukan atas nama SARA, tapi atas nama negara dan bangsa. Jika ada yang salah, segera dikomunikasikan. Mari bersama-sama temukan jalan keluar dengan mengutamakan asas kekeluargaan dan mufakat,” pintanya.

Ia dengan tegas meminta masyarakat Kutim untuk menjauhi dan menghindari aksi unjuk rasa atas nama SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan serta kerukunan masyarakat. Jika mendapat isu-isu yang meresahkan, dia meminta agar para pihak terkait segera berkonsultasi dengan pemuka agama masing-masing.

Pertemuan yang dilaksanakan di ruang Kemenag Kutim dengan para tokoh agama. Dihadiri oleh Kepala Kemenag Kutim Ambo Tang, Ketua MUI Muhammad Adam, Ketua FKUB, Abdul Hafidz Yusuf, Perwakilan organisasi keagamaan, ustadz Suyuti, pastor Krispinus Cosmas dari  Katolik, pendeta Yulianus Tendirerung dari Kristen Protestan, Pandoyo dari agama Hindu dan Sutomo dari agama Budha.

(AJ/AJ)
  1. Info Kutai Timur
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA