1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Dari bedah buku ‘hijrah’ karya Rusli, Kutim punya tokoh inspiratif

“Saya melihat perjalanan panjang buku ini, Rusli buat saya adalah sosok inspirasi ketika meniti karir menjadi seorang birokrat,” kata Ismunandar

Bupati Ismunandar ketika memberikan sambutan pada acara bedah buku karya Rusli 'hijrah' di hotel Mesra Samarinda, Sabtu (14/1/2017) kemarin. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Minggu, 15 Januari 2017 06:49

Merdeka.com, Kutai Timur - Suasana di ruang Melati Mesra business dan resort hotel, jalan Pahlawan no1 Samarinda, Sabtu (14/1/2017) kemarin tampak berbeda dari biasanya. Sejumlah tokoh masyarakat Kaltim terlihat d sana, termasuk Bupati Kutim Ismunandar dan istri Hj Encek UR Firgasih yang juga wakil Ketua DPRD Kutai Timur.

Keakraban satu sama lainnya terasa sekali. Di ruang tersebut digelar bedah buku yang bertajuk ‘pergulatan hidup bukan kebetulan”, menjadi bahasan dalam peluncuran buku karya H Rusli dengan judul “Hijrah”. Pemilik hotel Mesra grup ini merupakan putra asli Sangkulirang, Kutai Timur, meluncurkan buku perdananya.

Beberapa tokoh besar Kaltim turut hadir dalam lauching buku Rusli diantaranya ada mantan Wakil Gubernur Kaltim Farid Wajdy, pengusaha kondang Jos Soetomo, sejumlah pengurus besar NU Kaltim, dosen Universitas Mulawarman (Unmul), BEM Unmul, serta beberapa undangan lain dari kerukunan etnis Banjar. Selain Bupati Ismunandar yang didaulat menjadi pembicara bedah buku juga ada Raimy Sofyan yaitu salah satu kerabat dekat keluarga Rusli.

Ismunandar dalam kesempatan itu mengutarakan setelah membaca buku karya Rusli, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Kutim tersebut merangkum dalam tiga episode. Nah diantaranya saat Rusli menuntut ilmu dari perguruan tinggi di Malang, kemudian dari birokrat menjadi pengusaha sekaligus menjadi politikus, dan membina rumah tangga bersama sang istri Sri Ana.

“Membaca adalah mengenal dunia. Saya melihat perjalanan panjang  di dalam buku ini, Rusli buat saya adalah sosok inspirasi ketika meniti karir menjadi seorang birokrat. Saat itu Rusli berpesan jadi pegawai negeri sipil (PNS) saat ini berubah menjadi aparatur sipil Negara (ASN) harus tahan diri, belum tentu yang kita lakukan adalah hal baik. Intinya tugas pemerintahan harus dijalankan sesuai tugas dan fungsinya (tupoksi),” jelasnya.

Ismu menambahkan awal karir Rusli berawal mengabdi di Kecamatan Sangkulirang yaitu menjadi Camat. Saat itu dia dipercaya oleh warga untuk memimpin wilayah Kutim tersebut. Tidak hanya itu beberapa fasilitas berupa sarana dan prasaran untuk warga Sangkulirang dibangun seperti mendirikan beberapa sekolah-sekolah yang tergabung dalam Yayasan Pembangunan Sangkulirang (YPS). Ini menjadi tolak ukur kegigihan beliau dan menjadi contoh.

“Ingat saat Rusli mengenakan baju seragam putih Camat waktu itu, terbesit dibenak suatu saat saya juga ingin menjadi seorang pemimpin, gayung bersambut takdir menjadikan saya seorang Bupati,” kata Ismu sembari tertawa disambut riuh dan tepuk tangan undangan.

Sementara itu, salah satu pembicara lain yaitu Raimy Sofyan menuturkan, dari sudut pandang kacamatanya setelah membaca buku Hijrah yaitu untuk generasi penerus kita dibawa oleh keteladanan beliau memaknai pesan apa yang sudah dilakukan Rusli. Saat dia berada di Bandung dan membagikan buku ini ke sahabatnya bernama Suta Wijaya, buku ini perlu diperbanyak. Suta memberikan saran untuk menggambarkan Kaltim dengan sumber daya manusianya lewat buku ini.

Raimy juga menuturkan ketika Rusli kehilangan kedua orang tuanya dalam musibah kecelakaan, pasca tiga bulan beliau dalam keadaan kehilangan mendalam berimbas ke usahanya. Namun pada akhirnya, Rusli bisa keluar dalam peristiwa itu dan bangkit. “Ada sebuah nasihat dari sepupu menyadarkan Rusli,” terangnya.

Pelan-pelan Rusli membangun Hotel Mesra di jantung Kota Tepian. Ada sesuatu yang muncul dari hati seorang Rusli. Dia punya jiwa pro aktif contohnya ketika beliau membulatkan tekad untuk menebus kegagalan. Semua keluarga dikumpulkan dalam satu rumah, Rusli menyampaikan pesan bahwa rumah di Jalan Pahlawan No.1 ini akan dijadikan hotel besar. “Dalam peristiwa ini, Rusli punya jiwa pengorbanan yang tinggi menyulap rumahnya menjadi sebuah hotel berkelas,” tambahnya.

Sementara itu, Rusli dalam kesempatan itu menekankan dalam menjalankan suatu perbuatan maupun usaha harus ikhtiar artinya ada semacam kesungguhan dan perjuangan. “Harus punya keimanan kepada Allah SWT, soal hasil yang menentukan yang di atas, jika punya mimpi itu juga menjadi keharusan dalam keberhasilan perencanaan. Ada program aksi yang menentukan perbuatan,” tegas Rusli.

Untuk itu Rusli menambahkan mintalah bersungguh-sungguh kepada Allah SWT. Apapun lingkungannya itu baik saja asal tetap beriman. “Dengan beriman bisa mengantispasi sesuatu hal, dan ukuran kepemimpinan saja belajar terus satu sama lain namun berbeda tetap dalam kebenaran,” pungkasnya.

(AJ/AJ)
  1. Info Kutai Timur
  2. IPTEK
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA