1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

11 Desa Kutim belajar mengelola air bersih ke Gunung Kidul

"Kita ke sini jauh-jauh untuk belajar mengelola dan meniru keberhasilan pengelolaan air bersih secara swakelola," kata Ismunandar.

Bupati Ismunandar dan sejumlah pejabat serta perwakilan 11 desa Kutim yang ikut tot air bersih foto bersama dengan pejabat pemkab Gunung Kidul, selaku tuan rumah. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Minggu, 28 Agustus 2016 07:07

Merdeka.com, Kutai Timur - Untuk merealisasikan program Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu (Gerbang Desa Madu), Bupati Kutai Timur Ismunandar mengajak  perwakilan 11 perangkat desa di wilayahnya untuk belajar mengenai pengelolaan air bersih di kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Langkah ini dimaksudkan, agar warganya bisa mengenyam pengelolaan air bersih secara mandiri di desa-desa.

"Kita ke sini jauh-jauh untuk belajar mengelola dan meniru keberhasilan pengelolaan air bersih secara swakelola. Nantinya kita menerapkan hal yang sama di desa-desa di Kutai Timur  dalam pembangunan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat," ujar Ismunandar.

Menurut mantan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekkab Kutim ini, program tersebut  merupakan gayung bersambut saat kampanye Pilgub lalu, lantaran kebutuhan dasar seperti air bersih dan listrik menjadi program prioritas dalam Gerbang Desa Madu. Saat ini, lanjutnya, lebih dari 60 persen di Kabupaten Kutim dalam kondisi kegelapan tidak teraliri listrik.

"Kita akan tetap menjalankan program ini, meski Kutai Timur mengalami devisit anggaran. Kita usahakan, program ini tetap menjadi prioritas utama," tandas Ismu, panggilan akrab mantan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kutim ini.

Orang nomor satu di Kutim ini meminta kepada 11 perwakilan desa yang turut serta dalam TOT (Training of Trainers)  pengelolaan air minum berbasis masyarakat ini, untuk benar-benar belajar serius dalam pengelolaan air bersih di Gunung Kidul ini. Terutama bagaimana mengenai pengelolaan dan manajemen yang baik, sehingga kebutuhan air bersih warga terpenuhi secara baik dan berkelanjutan. Kemudian dia berpesan, agar Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes) difungsikan dengan baik mengenai pengelolaan air bersih nantinya.

Kedatangan Bupati Kutai Timur Ismunandar dan perwakilan 11 desa di Kutim ini,  disambut baik Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul yang diwakili  Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Ir Khaeruddin dan Darmanto selaku Ketua Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta (Pamaskarta).

Kegiatan TOT itu ditempatkan di Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul. Bupati bersama rombongan berkesempatan berbagi pengalaman terkait Sistem Pengelolaan air Minum Perdesaan Berbasis Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Spamdes. Sistem ini  diharapkan menjadi jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi desa-desa di Kutim dalam pemenuhan kebutuhan akan ketersediaan air bersih.

Bupati Ismunandar meminta kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan perencanaan potensi sumber air di desa sebagai titik start yang baik. “Kita harapkan defisit air menjadi prioritas dan 11 desa yang mengikuti ToT ini bisa merealisasikan Pamdes tahun depan melalui CSR perusahaan,” kata Ismu.

Tampak mendampingi Bupati Ismunandar dalam agenda tersebut, Sekretaris Daerah Kutim Irawansyah, Kepala BPMPD Kutim Erlyan Noor, perwakilan Dinas PU, PDAM dan Forum MSH CSR Kutim.

11 Desa di Kutim yang mengikuti ToT Pamdes, adalah, Selangkau kecamatan Kaliorang, Mata Air kecamatan Kaubun, Mukti Lestari Kecamatan Karangan, Kolek Kecamatan Sangkulirang, Tepian Langsat kecamatan Bengalon, Lung Melah kecamatan Telen, Mugi Rahayu dan Beno Harapan kecamatan Batu Ampar, Kongbeng Indah kecamatan Kongbeng, Jak Luway kecamatan Muara Wahau dan Tepian Makmur kecamatan Rantau Pulung.
 

(AJ/AJ)
  1. Infrastruktur
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA