1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

11 desa di Bengalon usulkan 300 program untuk tahun 2018

“Dalam menyusun program kerja desa, sebaiknya kepala dasa atau aparat desa harus mampu melihat potensi unggulan desanya,” kata Irawansyah.

Suasana pembukaan Musrenbang di kecamatan Bengalon yang dibuka dan dipimpin Sekretaris Kabupaten Irawansyah dan dihadiri wakil ketua DPRD Yulianus Palangiran. ©2017 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 25 Februari 2017 08:21

Merdeka.com, Kutai Timur - Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) hari ketiga di wilayah perkotaan, sudah berakhir Jumat (24/2) kemarin di Bengalon. Kegiatan yang dipusatkan di gedung Balai Pertemuan Umum (BPU) kecamatan Bengalon itu, dibuka dan dipimpin Sekretaris Kabupaten Irawansyah dan dihadiri wakil ketua DPRD Yulianus Palangiran dan unsur FKPD serta OPD lingkup Pemkab Kutim.

Pada kesempatan itu, para kepala desa di wilayah kecamatan Bengalon mengusulkan 300 program kerja untuk tahun 2018 mendatang. Kendati usulan hingga 300 program, namun masing-masing bidang  seperti contohnya sosial budaya, ekonomi dan pemerintahan serta infrastruktur wilayah akan dialokasikan 5 program prioritas.

Secara umum sektor infrastruktur dan pertanian menjadi usulan yang mendominasi dari paparan yang disampaikan tiap desa. Antara lain pembangunan kantor desa dan Badan Perwakilan Desa (BPD ) representatif, akses jalan ke kantor desa, semenisasi jalan-jalan utama. Selanjutnya pengerasan jalan sekunder, pembangunan dan peningkatan jalan usaha tani, pembangunan irigasi dan drainase. Berikutnya pengadaan alat pertanian seperti hand tractor dan cultivator (perontok padi), pencetakan sawah dan tambak baru, pembangunan sarana ibadah serta tempat pemakaman umum (TPU).

Sekretaris Kabupaten (Seskab) Irawansyah yang memimpin pelaksanaan Musrenbang tingkat Kecamatan Bengalon menyarankan agar setiap desa punya pemetaan potensi desa. Sehingga alokasi anggaran yang diberikan tepat sasaran.

“Dalam menyusun program kerja desa, sebaiknya kepala dasa atau aparat desa harus mampu melihat potensi unggulan desanya. Jadi anggaran yang diberikan benar-benar mampu memberikan kontribusi besar untuk percepatan pembangunan desa,” jelas Irawansyah.

Ia mencontohkan,  suatu desa unggul dalam pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), ada desa yang berpotensi mengembangkan ternak ayam kampung dan lainnya fokus pada pertanian atau budidaya tambak. Sehingga ada keunggulan komparatif (tidak dimiliki desa lainnya) antar desa yang harus mendapat bantuan stimulant. Agar mampu berdaya saing dengan daerah lain. Tujuannya tak lain agar setiap desa punya kemandirian dalam proses pembangunan.

Sementara itu, Camat Bengalon Fahmi Anwar menyebutkan bahwa ada alokasi anggaran 2017 sebesar Rp 37,7 miliar yang dialokasikan untuk pembangunan di seluruh Kecamatan Bengalon.

”Dengan melihat usulan dari masing-masing desa tentu akan dibagi secara proporsional dan berimbang. Untuk tahun ini fokus pada pencetakan sawah seluas 65 hektar di Desa Sepaso,” jelasnya.

Namun begitu, bukan berarti bidang lain atau desa lain kurang mendapat perhatian. Karena menurut Fahmi semua itu sesuai dengan visi dan misi pembangunan Kutim yang berfokus pada pengembangan agrobisnis serta agroindustri. Selanjutnya untuk menuju swasembada beras di Kutim, tentu harus didukung dengan peningkatan sektor pertanian dan peternakan. Baik dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi. Dengan ekstensifikasi yakni perluasan lahan pertanian yang ada. Terutama desa-desa yang potensial seperti Desa Sepaso Bengalon, Miau Baru di Kecamatan Kongbeng, Bumi Rapak di Kaubun serta Desa Teluk Pandan.

“Jika desa-desa ini dimaksimalkan tentu masyarakat tidak perlu lagi berharap beras dari luar,” ujar Fahmi Anwar.



(AJ/AJ)
  1. Pemerintahan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA