1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Kutim perangi filariasis

"Kita mempersiapkan 62 Posko yang tersebar di kecamatan Sangatta Utara," kata Muhammad Yusuf.

Penderita penyakit filariasis perlu mendapat perawatan dan pengobatan. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Sabtu, 20 Agustus 2016 22:56

Merdeka.com, Kutai Timur - Kutai Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki rawan penyakit filariasis, sehingga diperlukan kewaspadaan masyarakat. Untuk mencegah penyakit kaki gajah ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Kesehatan mempersiapkan 62 posko yang tersebar di kecamatan Sangatta Utara. Langkah ini untuk memberikan obat massal pencegahan penyakit tersebut.

Pencegahan ini perlu dilakukan, agar penyakit ini tidak menyebar kepada masyarakat yang belum terkena filariasis. Pemberian obat secara massal ini guna mencegah penyebaran penyakit yang banyak ditakuti masyarakat tersebut.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian, dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Muhammad Yusuf, filariasis merupakan penyakit kaki gajah yang disebabkan oleh cacing Filaria yang hidup dalam tubuh manusia. POMP (Pemberian Obat Massal Pencegahan) ini dilaksanakan rutin tiap tahun selama lima tahun secara berturut-turut.

"Jumlah posko di Kecamatan Sangatta Utara sebanyak 62 unit, meliputi Desa Sangatta Utara, Desa Singa Gembara, Desa Swarga Bara, dan Kelurahan Teluk Lingga," kata Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian, dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Muhammad Yusuf. Ia menambahkan, pelaksanaan POMP filariasis Kutim sudah memasuki tahun kedua.

Dijelaskan Yusuf, pemberian obat pencegahan penyakit kaki gajah secara massal bertujuan untuk memutus rantai penyebaran kaki gajah sekaligus mengendalikan sumber penyakit.

"Pemberian Albendazole pada POMP filariasis dapat mematikan cacing filaria dewasa serta dapat mematikan cacing perut seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing campuk dan kremi. Jadi kami berharap masyarakat dapat melakukan pencegahan penyakit filariasis ini," ungkap Yusuf.

Menurut Yusuf, penyaluran obat Albendazole dilakukan dengan membentuk posko atau TPE di setiap RT. Koordinator POMP juga berasal dari Ketua RT setempat.

"Kenaka Ketua RT, sebab ketua RT yang tau persis berapa jumlah wargannya. Melalui sosialisasinya diharapkan dapat memenuhi target yang dibutuhkan sampai pada bulan Oktober 2016 ini,” katanya.

Dengan POMP, Dinkes Kutim menargetkan 85 persen masyarakat Kutim mengkomsumsi obat pencegah penyakit kaki gajah. Berdasarkan catatan sementara, target di Kecamatan Sangatta Utara baru mencapai 55 persen.

(AJ/AJ)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA