1. KUTAI TIMUR
  2. INFO KUTIM

Awas, wabah DBD mengancam

“Wabah DBD ini harus diantisipasi dengan tepat dan berkesinambungan, mulai dari lingkungan kita sendiri ," kata Ismunandar.

Bupati Ismunandar ketika memimpin rakor pencegahan wabah DBD yang dihadiri instansi terkain lainnya.. ©2016 Merdeka.com Reporter : Ardian Jonathan | Jum'at, 12 Agustus 2016 15:09

Merdeka.com, Kutai Timur - Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk sangat efektif dalam mencegah dan menanggulangi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih tinggi di Kutai Timur (Kutim). Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan di sekitar  adalah langkah awal yang harus dilakukan bersama. Bukan menunggu pemerintah, sehingga penyebaran wabah DBD bisa dikendalikan.
“Wabah DBD yang cepat menular ini harus diantisipasi dengan langkah yang tepat dan berkesinambungan. Mulai dari lingkungan terdekat kita sendiri terlebih dahulu dan secara kontinyu,” saran Bupati Ismunandar saat membuka rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan DBD tahun 2016 di Ruang Arau Kantor Sekretariat Kabupaten, baru-baru ini.
Kepada para Kepala Desa dan Ketua RT se Kecamatan Sangatta Utara dan Selatan yang mengikuti kegiatan dimaksud, Ismu mengharapkan agar seluruh masyarakat turut berpartisipasi mencegah penyakit yang telah merenggut banyak nyawa tersebut. Caranya mulai dari tingkat RT, RW dan kecamatan serta seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) melakukan pemberantasan  sarang nyamuk secara bersama-sama. Agar jentik-nyamuk tidak bisa berkembang. Dimulai dari sekitar rumah, membersihkan parit agar tidak tergenang, secara berkala menguras tempat penampungan air.
“Jangan menunggu pemerintah baru bergerak, bisa terlambat dalam menanggulangi DBD. Jangan sampai ada korban lagi mengenai serangan DBD ini,” tambahnya.
Dalam rapat kooordinasi dimaskud disepakati untuk membentuk kelompok kerja DBD, mulai dari tingkat RT hingga kabupaten. Merekrut juru pemantau jentik (jemantik) anak sekolah, membentuk jemantik di tiap rumah atau kos-kosan, di bawah koordinasi RT. Melakukan fogging secara fokus serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara massal dan serentak.
Sesuai data dan informasi dari Dinas Kesehatan, sejak Januari hingga Juli 2016, DBD di Kutim telah mencapai 1.200 kasus, dengan korban meninggal 654 orang. Angka ini adalah tertinggi keempat di Kalimantan Timur (Kaltim). Namun secara incidence rate (IR) tertinggi di Kaltim sebesar 12 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr Aisyah menjelaskan, sebenarnya penyebaran penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini bisa diminimalisir. Asalkan masyarakat mau menanggulanginya dengan cara peduli terhadap kebersihan di sekitar rumah masing-masing.
“Pencegahan perkembangbiakan  nyamuk tersebut  bisa melalui program 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur) dan sesekali mengadakan fogging atau pengasapan pada wilayah yang terjangkit endemik DBD. Ingat, fogging hanya memberi rasa aman yang semu,” tegasnya.
Lebih rinci dijelaskan metode 3M Plus bisa dilakukan seperti menguras bak mandi atau penampungan air seperti vas bunga dan tempat minum unggas sekurang-kurangnya sekali seminggu, menutup dengan rapat tempat penampungan air. Kemudian mengubur kaleng-kaleng bekas, accu/aki dan ban bekas. Metode ini menurut Aisyah masih dipercaya sebagai yang terampuh untuk membasmi jentik-jentik nyamuk. Karena sebenarnya fogging tidak bisa mematikan jentik nyamuk.
Selain itu melalui metode pengendalian biologis dilakukan dengan menggunakan ikan pemakan jentik seperti ikan cupang, juga memberikan bubuk abate atau temephos pada tempat-tempat penampungan air. Metode pencegahan yakni harus waspada jika ada anggota keluarga yang terjangkit virus dengue. Gejala-gejala yang timbul berupa mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari. Tampak bintik-bintik merah pada kulit, kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung atau mimisan. Selanjutnya muntah darah atau berak darah, terasa nyeri di ulu hati, tangan beserta kaki dingin dan berkeringat. Jika ada warga menemukan tanda-tanda seperti itu pada salah seorang anggota keluarga atau tetangganya, Aisyah meminta kepada masyarakat untuk segera membawa ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan secara intensif.
“Apabila penderita tidak segera dibawa ke rumah sakit dan mendapat perawatan yang semestinya, maka dalam beberapa hari saja keadaan penderita akan semakin parah dan akan menyebabkan kematian,” tukas Kepala Diskes.

(AJ/AJ)
  1. Info Kutai Timur
  2. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA